• Bisnis

Menteri Bahlil Saksikan Penandatanganan MoU VKTR dan BritishVolt

Budi Wiryawan | Jum'at, 25/03/2022 23:01 WIB
Menteri Bahlil Saksikan Penandatanganan MoU VKTR dan BritishVolt Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (foto: detik.com)

London – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR) dan BritishVolt di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London.

Penandatanganan kerja sama di bidang elektrifikasi kendaraan ini dilakukan oleh Anindya N. Bakrie mewakili VKTR dan CEO BritishVolt Orral Nadjari.

Turut hadir dalam acara tersebut adalah Duta Besar Indonesia untuk Inggris Desra Percaya, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid, Anggota Parlemen Inggris Lord Aamer Safraz dan Richard Graham serta Presiden Confederation of British Industries Lord Karan Bilimoria.

BritishVolt merupakan perusahaan Inggris yang memproduksi baterai kendaraan listrik rendah karbon. Sementara itu, VKTR dibentuk sebagai spin-off dari PT Bakrie Autoparts, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk yang berpengalaman lebih dari 40 tahun di sektor industri komponen otomotif.

VKTR sendiri berfokus pada penelitian dan pengembangan solusi teknologi digital terkait sektor elektrifikasi industri transportasi.

Dalam sambutannya, Menteri Bahlil menyampaikan kunjungan kerjanya ke Inggris adalah menjalankan perintah Presiden Joko Widodo dalam rangka menindaklanjuti beberapa poin kesepakatan dengan Inggris serta mengimplementasikannya termasuk mengawal rencana atau minat investasi perusahaan Inggris.

Bahlil menyampaikan, kemitraan strategis antara VKTR dengan BritishVolt menjadi salah satu rencana investasi potensial asal Inggris yang akan dikawal karena sejalan dengan visi besar pemerintah dalam melakukan transformasi ekonomi untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi sumber daya alam.

“Harapan saya apabila di antara kedua pemerintah sudah menjalankan perannya dengan baik, maka hubungan business-to-business antar pelaku usaha dari kedua negara pun akan berjalan dengan baik, dalam hal ini kami akan memastikan seluruh perizinan dan insentif melalui satu pintu, yaitu Kementerian Investasi,” pungkas Bahlil.

Anindya mengatakan momentum ini merupakan awal kerja sama antar kedua negara dalam rangka pengembangan industri baterai kendaraan listrik guna percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang berkelanjutan.

“Dukungan penuh pemerintah mutlak diperlukan agar rencana investasi ini dapat terealisasi dengan baik dan Indonesia siap menghadapi era elektrifikasi kendaraan di tahun-tahun mendatang,” ujar Anindya.

CEO BritishVolt Orral Nadjari dalam kesempatan yang sama menyampaikan harapannya ke depan dari kerja sama yang mulai dijalin ini.

“Saya ingin terlibat dan melihat langsung hasil dari kemitraan strategis kami ke depan. Inisiasi yang kami lakukan ini merupakan suatu upaya bersama dalam rangka transisi berkelanjutan menuju net-zero. Saya juga berharap Indonesia dapat memainkan peran pentingnya dalam percepatan transformasi energi global, salah satunya melalui kerja sama yang telah ditandatangani hari ini,” ujar Orral.

Penandatanganan ini merupakan wujud dari komitmen Indonesia dalam upaya pencapaian target net-zero emission (nol emisi karbon) pada tahun 2060 yang merupakan tindak lanjut dari kegiatan COP26 bulan Oktober 2021 di Glasgow yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Hal ini selaras dengan salah satu pilar utama Presidensi G20 Indonesia yaitu transisi energi yang ramah lingkungan.

Kementerian Investasi/BKPM berkomitmen penuh dalam menyukseskan percepatan transisi energi yaitu dengan mendorong investasi yang berkelanjutan dan penerapan energi baru terbarukan (EBT) dengan mengundang investor dari berbagai negara.

Saat ini investasi baterai listrik di Indonesia berasal dari Korea Selatan, Tiongkok, dan Taiwan.

Adapun rencana kerja sama investasi antara VKTR dengan BritishVolt ini merupakan yang pertama dari Eropa dalam konteks pengembangan industri baterai kendaraan listrik sehingga investasi di sektor industri baterai listrik di Indonesia saat ini berada di jalur yang tepat.

FOLLOW US