• News

Kerabat Korban Kecelakaan Pesawat China Menunggu Abu untuk Dibawa Pulang

Yati Maulana | Kamis, 24/03/2022 08:10 WIB
Kerabat Korban Kecelakaan Pesawat China Menunggu Abu untuk Dibawa Pulang Kerabat korban kecelakaan pesawat China mendatangi lokasi jatuhnya pesawat untuk menunggu dan membawa pulang abu keluarganya. Foto: Reuters

JAKARTA - Ketika tim pemulihan mencari korban kecelakaan pesawat Senin di China selatan di daerah pegunungan, seorang pria bermarga Zhang yang keponakannya termasuk di antara 132 penumpang Boeing 737-800 mengatakan harapan terbesarnya, untuk menemukannya dalam keadaan hidup, tidak realistis.

Seorang pensiunan berusia 60-an yang meminta agar nama lengkapnya tidak digunakan, Zhang mengemudi dengan putranya pada hari Selasa dari kota selatan Shenzhen.

"Saya berharap negara dapat menyelidiki masalah ini secara menyeluruh dan mencari tahu apakah itu kesalahan pabrikan atau masalah pemeliharaan," katanya kepada Reuters, Rabu. "Saya datang dengan anak saya dan berencana untuk tinggal sampai masalah ini beres dan mengambil abunya kembali. Tapi ini tergantung pada pekerjaan pemerintah," katanya.

Puluhan anggota keluarga berkumpul di pos pemeriksaan yang dijaga ketat menuju lokasi di daerah Teng di wilayah Guangxi, China selatan, berpasangan atau dalam kelompok kecil pada hari Rabu. Beberapa tiba dalam konvoi pemerintah, ditemani oleh pejabat.

Keponakan Zhang, berusia 40-an dan bermarga Sun, tinggal di kota timur Nanjing bersama istri dan dua putranya. Dia bekerja di konservasi air dan sedang dalam perjalanan bisnis ketika jet China Eastern jatuh dalam perjalanan dari Kunming di barat daya ke kota metropolis pesisir Guangzhou.

Sebagian besar jet tampaknya telah hancur saat terkena dampak, dan tidak ada korban yang ditemukan.

"Awalnya saya hanya merasa terkejut dengan berita itu," kenang Zhang saat jeda di tengah hujan lebat yang mengganggu upaya pencarian, berbicara perlahan dan menahan air mata. Saat berbicara dengan wartawan, Zhang mencoba memberi mereka kotak makan siang yang disediakan oleh pejabat, mengatakan mereka tampak lapar.

"Sekitar setengah jam kemudian, saya mengetahui bahwa seseorang dari keluarga saya ada di pesawat ini, Anda bisa membayangkan bagaimana perasaan kami," katanya. "Bencana yang begitu besar, seluruh negeri merasa terluka," katanya mendengar berita kecelakaan Senin sore, kecelakaan maskapai mematikan pertama di China dalam lebih dari satu dekade.

Kerabat lain di lokasi itu, seorang pria berusia 57 tahun bermarga Ding yang saudara iparnya berada di pesawat, tidak putus asa. "Yang saya inginkan hanyalah harapan, harapan untuk bertahan hidup," katanya.

FOLLOW US