• Gaya Hidup

Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya-Norman Pasaribu Masuk Longlist International Booker Prize

Tri Umardini | Senin, 21/03/2022 10:30 WIB
Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya-Norman Pasaribu Masuk Longlist International Booker Prize Buku kumpulan cerpen karya Norman Pasaribu yang masuk Longlist International Booker Prize 2022. FOTO: GRAMEDIA

JAKARTA - Kabar bahagia datang dari dunia sastra tanah air. Buku terjemahan Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya karya Norman Erikson Pasaribu masuk dalam daftar panjang atau longlist dari International Booker Prize 2022.

FYI, penghargaan ini setingkat di bawah penghargaan Nobel Sastra, lho! Wow, bergengsi banget kan?

Buku kumpulan cerita ini berhasil diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Tiffany Tsao dengan judul Happy Stories, Mostly, yang resmi hadir pada Desember 2021 lalu dan diterbitkan oleh Titled Axis Press.

Tiffany Tsao juga dikenal sebagai penerjemah untuk buku Orang-orang Bloomington (People from Bloomington) karya Budi Darma dan Perahu Kertas (Paper Boats) karya Dee Lestari.

Dari 135 karya yang diseleksi juri, kumcer dari Norman ini jadi salah satu dari 13 daftar panjang yang telah diumumkan pada 10 Maret 2022 lalu.

Dari 13 buku tersebut, 11 di antaranya adalah buku yang diterjemahkan ke bahasa Inggris dan berasal dari 12 negara yang tersebar di empat benua.

Dikutip dari gramedia.com (Media Indonesia 2022), The International Booker Prize adalah ajang penghargaan literasi dari Inggris yang telah dilaksanakan sejak tahun 2005.

Tak hanya untuk buku dari Inggris saja, tapi penghargaan ini diberikan untuk karya fiksi dari negara mana pun yang berbahasa atau diterjemahkan ke bahasa Inggris, serta diterbitkan di Inggris maupun di Irlandia.

“Penghargaan ini dibuat untuk mendorong munculnya lebih banyak karya berkualitas dari seluruh dunia, dan memberikan pengakuan atas peran penerjemah.” -The Booker Prizes

Dari rilis GPU pada 14 Maret 2022 lalu, Editor Sastra dari Gramedia Pustaka Utama, Mirna Yulistianti, mengatakan bahwa ini prestasi internasional yang patut dirayakan, karena Norman telah membawa nama Indonesia ke tingkat sastra dunia.

Tak hanya tembus International Booker Prize, karya Norman ini juga masuk dalam longlist The Republic of Consciousness Prize 2022, penghargaan tahunan bergengsi lainnya untuk buku yang terbit dari penerbit kecil di Inggris dan Irlandia.

Masuknya kembali karya Indonesia ke daftar panjang penghargaan internasional setelah bukunya Eka Kurniawan, Man Tiger (Lelaki Harimau), pada Man Booker International Prize 2016, juga memberikan angin segar terhadap dunia literasi di Indonesia.

Sangat tidak mudah untuk berhasil lolos dari proses seleksi serta kurasi yang ketat, dan berlaga dengan penulis dari seluruh dunia.

Maka dari itu, Mirna mengharapkan dari kabar bahagia ini mampu mengantar penulis Indonesia lainnya unjuk gigi ke dunia internasional.

"Hanya sedikit karya penulis dari seluruh dunia yang mampu lolos proses kurasi. Dengan dua pencapaian ini, layak jika Norman Erikson Pasaribu disebut sebagai salah satu penulis muda Indonesia yang paling bersinar di ranah internasional saat ini," terang Mirna pada rilis GPU (14/3/2022).

Kumcer dari Norman Pasaribu bersaing kembali dengan 12 penulis dunia lain untuk masuk ke daftar pendek atau shortlist yang akan diumumkan pada 7 April 2022.

Norman Pasaribu bertengger sejajar dengan penerima Nobel Sastra tahun 2018 bernama Olga Tokarczuk yang berasal dari Polandia, dengan karyanya yang berjudul The Books of Jacob.

Dikutip dari CNN Indonesia (2022), dari enam posisi di daftar pendek, karya tersebut akan diseleksi kembali untuk menerima penghargaan dengan hadiah utama sebesar 50 ribu poundsterling atau setara dengan Rp934,5 juta, yang dibagi rata untuk penulis dan penerjemah.

Pemenang akan diumumkan pada 26 Mei 2022 di Ory Marylebone, London.

Enam karya yang masuk dalam daftar pendek, masing-masing juga akan mendapatkan 2,5 ribu poundsterling atau setara Rp46,7 juta.

13 Karya yang Masuk Daftar Panjang (Longlist) Internasional Booker Prize 2022

1. Paradais - Fernanda Melchor (Mexico), diterjemahkan oleh Sophie Hughes

2. Heaven - Mieko Kawakami (Jepang), diterjemahkan oleh Samuel Bett dan David Boyd

3. Love in the Big City - Sang Young Park (Korea Selatan), diterjemahkan oleh Anton Hur

4. Happy Stories, Mostly - Norman Erikson Pasaribu (Indonesia), diterjemahkan oleh Tiffany Tsao (Tilted Axis)

5. Elena Knows - Claudia Piñeiro (Argentina), diterjemahkan oleh Frances Riddle

6. The Book of Mother - Violaine Huisman (Prancis), diterjemahkan oleh Leslie Camhi
7. More Than I Love My Life - David Grossman (Israel), diterjemahkan oleh Jessica Cohen

8. Phenotypes - Paulo Scott (Brazil), diterjemahkan oleh Daniel Hahn

9. A New Name: Septology VI-VII - Jon Fosse (Norwegia), diterjemahkan oleh Damion Searls

10. After The Sun - Jonas Eika (Denmark), diterjemahkan oleh Sherilyn Nicolette Hellberg

11. Tomb of Sand - Geetanjali Shree (India), diterjemahkan oleh Daisy Rockwell (Tilted Axis)

12. The Books of Jacob - Olga Tokarczuk (Polandia), diterjemahkan oleh Jennifer Croft

13. Cursed Bunny - Bora Chung (Korea Selatan), diterjemahkan oleh Anton Hur

Pahit Manis pada Kumcer Cerita-cerita Bahagia, Hampir Seluruhnya

Dirilis pada tahun 2020 lalu, buku ini berisi 11 cerpen menarik dalam 212 halaman. Setiap cerita memiliki panjang pendek halaman yang berbeda, namun semuanya mampu membuat hatimu ikut terombang-ambing dan terkesima.

Terinspirasi dari konsep Simone Weil, pengurangan atau menentang penciptaan, buku ini memberikan elemen budaya Batak dan Kristen dengan karakter hetero dalam situasi serta plotnya.

Kedalaman bahasanya mampu membawa kamu pada pahit manis getir hidup dan tentang kebimbangan dalam memilih.

Lewat buku ini, Norman Pasaribu memang mengajak pembacanya untuk menemukan bagaimana kisah-kisah lama ikut mengatur arah dan mekanisme kehidupan kita.

Di mana kadang kehidupan saat ini dan penentuan langkah untuk masa depan, terasa masih dibayangi oleh masa lampau.

The Booker Prizes menuliskan pada situsnya, bahwa Happy Stories, Mostly mampu masuk daftar panjang karena memiliki perpaduan kuat antara fiksi ilmiah, absurdisme, dan realisme historis alternatif yang bertujuan untuk mengacaukan dunia heteronormatif dan mengekspos kebusukan yang mendasarinya.

Absurdisme adalah aliran yang berdasar pada kepercayaan bahwa manusia secara umum tidak berarti dan tidak masuk akal (CNN Indonesia, 2022).

Ada cerita yang berjudul "Siapa Namamu, Sandra?”, yang mengisahkan tentang seorang ibu di mana ia ditinggalkan putra satu-satunya karena telah menghadap Tuhan.

Ibu bernama Sandra ini pergi ke Vietnam demi napak tilas setelah membaca cerita-cerita yang ia temukan di Wikipedia tentang anaknya.

Kilas balik dalam cerita ini mampu membuat hatimu bergidik, tentang kekuatan Sandra yang harus merasa teguh menerima kepahitan.

Lalu "Divisi Doa Tak Terjawab", yang membawa kamu pada situasi after life yang mungkin di luar ekspektasi kalian, tentang kehidupan setelah tiada.

Pada cerita berjudul "Kisah Sesungguhnya tentang Lelaki Raksasa", kamu akan menemui kisah patah hati dari seorang mahasiswa perantauan.

Judul kumcer ini memang pas, karena tidak semua cerita menuturkan kebahagiaan, hanya hampir semua.

Masih ada 8 cerita lain yang tak kalah membuat kamu tercenung akan kisah-kisah di luar dugaan ini.

Prestasi Lainnya dari Norman Erikson Pasaribu

Norman Pasaribu tak hanya menulis kumcer, tapi juga prosa dan puisi.

Penulis kelahiran tahun 1990 ini pertama kali menuliskan kumcer pada bukunya yang berjudul Hanya Kamu yang Tahu Berapa Lama Lagi Aku Harus Menunggu, yang rilis di tahun 2014.

Buku ini masuk nominasi Penghargaan Sastra Khatulistiwa untuk kategori puisi di tahun 2014.

Manuskrip dari buku kumpulan puisinya yang berjudul Sergius Mencari Bacchus yang hadir di tahun 2016, berhasil memenangkan Sayembara Manuskrip Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta tahun 2015.

Selain itu, buku ini pun terpilih dalam penghargaan Sastra Khatulistiwa kategori Puisi di tahun 2016.

Buku ini juga diterjemahkan ke bahasa Inggris (Sergius Seeks Bacchus) pada tahun 2019 oleh Tiffany Tsao dan berhasil memenangkan menerima PEN Translates Award dari English PEN di London. (*)

FOLLOW US