JAKARTA - Ukraina bersiap untuk menambah jumlah pasukannya sebanyak 100.000 selama tiga tahun di tengah meningkatnya ketegangan dengan Rusia, kata Presiden Volodymyr Zelensky pada Selasa.

Pernyataan dia sampaikan dalam pidato di parlemen, di mana dia mengumumkan bahwa dia menandatangani dekrit yang juga menaikkan gaji tentara.

Dia mengatakan langkah itu bukan untuk perang, tetapi untuk memastikan perdamaian di Ukraina "segera dan di masa depan."

Juli lalu, parlemen menyetujui RUU untuk meningkatkan jumlah tentara dan personel sipil sebesar 4,4 persen menjadi 261.000 orang.

Puluhan ribu tentara Rusia ditempatkan di dekat wilayah Ukraina, sebuah langkah yang dianggap Barat sebagai rencana serangan militer.

Moskow telah membantah rencana untuk menyerang Ukraina, dan telah menuntut jaminan keamanan termasuk janji bahwa Kyiv tidak boleh bergabung dengan NATO.

Pemimpin Ukraina itu juga mengomentari kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke negara itu, yang dijadwalkan pada hari Kamis.

"Kami sedang bersiap untuk memberikan sinyal ekonomi yang kuat dengan menandatangani Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Turki dalam waktu dua hari," ujar dia.

Kedua pemimpin diharapkan untuk membahas bidang kerja sama baru selama kunjungan dan kedua negara bertujuan untuk menggandakan volume perdagangan tahunan mereka, yang saat ini mencapai sekitar USD5 miliar.

Turki mempertahankan hubungan baik dengan Rusia dan Ukraina, dan telah menawarkan untuk menengahi untuk mencegah eskalasi militer yang dapat membahayakan perdamaian regional.