• Gaya Hidup

Covid-19 Dapat Memicu Peradangan Janin Pada Ibu Hamil

Yati Maulana | Sabtu, 22/01/2022 18:15 WIB
Covid-19 Dapat Memicu Peradangan Janin Pada Ibu Hamil Ilustrasi: Ibu Hamil. Foto: halodoc

JAKARTA - Wanita hamil berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi Covid dan sebuah studi baru menemukan bahwa itu juga dapat membahayakan janin mereka. Sebuah tim dari Wayne State University telah menemukan bukti bahwa SARS-CoV-2, virus penyebab Covid, dapat menyebabkan peradangan janin bahkan jika tidak ada infeksi plasenta.

Infeksi Covid-19 selama kehamilan meningkatkan risiko kelahiran prematur, lahir mati, dan preeklamsia atau tekanan darah tinggi yang merusak organ.

"Sebagian besar ibu hamil dengan infeksi SARS-CoV-2 tidak menunjukkan gejala atau hanya mengalami gejala ringan. Terlepas dari itu, dalam enam bulan pertama pandemi Covid, tercatat bahwa wanita hamil yang terinfeksi berisiko lebih tinggi untuk dirawat di rumah sakit, ventilasi mekanis, masuk unit perawatan intensif dan kelahiran prematur, tetapi tingkat kematian ibu dilaporkan serupa antara wanita hamil dan tidak hamil,” kata Dr. Roberto Romero, kepala Cabang Penelitian Perinatologi NIH dan profesor Obstetri dan Genetika Molekuler di Wayne State`s School of Medicine, dalam rilis universitas yang dikutip studyfinds.org

"Baru-baru ini, telah ditunjukkan dengan jelas bahwa wanita hamil berisiko tinggi untuk penyakit parah dan kematian, serta kelahiran prematur. Menyelidiki respons imun pada wanita hamil yang terinfeksi, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala, harus tepat waktu."

Tim peneliti melacak kesehatan 23 ibu hamil selama pandemi. Dari 23, sebanyak 12 dinyatakan positif Covid. Delapan dari 12 wanita tidak memiliki gejala, satu memiliki gejala ringan, dan tiga memiliki gejala parah. Setelah melahirkan, para peneliti menganalisis darah ibu dan darah tali pusat untuk melihat setiap perubahan dalam respons imun.

Pengamatan mereka menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 menurunkan sel T yang membantu melindungi dari virus. Infeksi virus juga menginduksi respon imun inflamasi, seperti terlihat pada peningkatan penanda inflamasi seperti interleukin-8, interleukin-15, dan interleukin-10. Bayi baru lahir menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari sitokin inflamasi interleukin-8, bahkan jika mereka tidak memiliki infeksi langsung saat di dalam rahim, yang ditunjukkan melalui kurangnya bukti yang menunjukkan infeksi COVID-19 plasenta.

Para peneliti mengatakan temuan mereka menunjukkan bahwa janin rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dari ibu. Namun, konsekuensi jangka panjang dari peradangan tinggi pada bayi baru lahir masih belum diketahui dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications.

FOLLOW US