• News

Pembicaraan soal Ukraina Buntu, Polandia Ingatkan Risiko Perang

Yati Maulana | Jum'at, 14/01/2022 12:24 WIB
Pembicaraan soal Ukraina Buntu, Polandia Ingatkan Risiko Perang Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau. Foto: Reuters

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan, Eropa berisiko terjun ke dalam perang karena Rusia mengatakan pihaknya belum menyerah pada diplomasi, tetapi para ahli militer sedang mempersiapkan opsi jika ketegangan atas Ukraina tidak dapat diredakan.

Di Washington, Gedung Putih mengatakan ancaman invasi Rusia ke Ukraina tetap tinggi dengan sekitar 100.000 tentara Rusia dikerahkan. Sementara Amerika Serikat akan mengumumkan dalam 24 jam intelijen yang menyarankan Rusia mungkin berusaha untuk menciptakan dalih untuk membenarkannya.

“Drama perang terdengar keras, dan retorikanya menjadi agak melengking,” Michael Carpenter, Duta Besar AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), mengatakan setelah pembicaraan dengan Rusia di Wina.

"Ancaman invasi militer tinggi," kata penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan kepada wartawan, yang dikutip Reuters. "Tidak ada tanggal yang ditetapkan untuk pembicaraan lagi. Kami harus berkonsultasi dengan sekutu dan mitra terlebih dahulu."

Rusia mengatakan dialog terus berlanjut tetapi menemui jalan buntu ketika mencoba membujuk Barat untuk melarang Ukraina bergabung dengan NATO dan memutar kembali ekspansi aliansi selama beberapa dekade di Eropa. "Pada tahap ini benar-benar mengecewakan," kata Duta Besar Rusia Alexander Lukashevich kepada wartawan setelah pertemuan OSCE, leg ketiga dalam serangkaian pembicaraan Timur-Barat minggu ini.

Dia memperingatkan kemungkinan "konsekuensi bencana" jika kedua belah pihak tidak dapat menyetujui apa yang disebut Rusia sebagai garis merah keamanan, tetapi mengatakan Moskow tidak menyerah pada diplomasi dan bahkan akan mempercepatnya.

Komentar Rusia mencerminkan pola Moskow yang mengatakan ingin mengejar diplomasi tetapi menolak seruan untuk membalikkan penambahan pasukannya di dekat Ukraina dan memperingatkan konsekuensi yang tidak ditentukan bagi keamanan Barat jika tuntutannya tidak diindahkan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Polandia Zbigniew Rau mengatakan kepada forum keamanan 57 negara: "Tampaknya risiko perang di wilayah OSCE sekarang lebih besar daripada sebelumnya dalam 30 tahun terakhir." Komentar tersebut menyoroti tingkat kecemasan Eropa atas penempatan sekitar 100.000 tentara Rusia di dekat perbatasan Ukraina.

Rusia menyangkal rencana untuk menyerang Ukraina tetapi penempatan militernya telah memaksa Amerika Serikat dan sekutunya ke meja perundingan. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pertemuan sebelumnya menunjukkan jalan buntu dan perbedaan pendekatan. Dia tidak melihat alasan untuk duduk an berunding lagi dalam beberapa hari mendatang untuk pembicaraan yang sama.

Moskow mengatakan pihaknya terancam oleh ekspansi NATO menuju perbatasannya dengan menerima 14 anggota baru dari bekas komunis Eropa timur sejak Perang Dingin berakhir. Ia ingin menarik "garis merah" untuk menghentikan aliansi yang akan mengakui Ukraina sebagai anggota atau menempatkan rudal di sana.

Washington telah menolak tuntutan itu tetapi mengatakan bersedia untuk berbicara tentang pengendalian senjata, penyebaran rudal dan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk beralih dari salah satu momen paling sulit dalam hubungan Timur-Barat sejak Perang Dingin.

FOLLOW US