• News

Presiden Kazakhstan Ungkap Bahwa Teroris Dalang Dibalik Kerusuhan

Ariyan Rastya | Selasa, 11/01/2022 09:07 WIB
Presiden Kazakhstan Ungkap Bahwa Teroris Dalang Dibalik Kerusuhan Sebuah minibus yang terbakar terlihat di Almaty, kota utama Kazakhstan. (Foto: BBC)

JAKARTA - Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menungkapkan pada Selasa 11/1 bahwa kekerasan yang terjadi pekan lalu sebagai upaya kudeta dan telah ditunggangi oleh para teroris yang tidak disebutkan identitasnya.

Dia mengatakan kepada para pemimpin aliansi militer negara-negara bekas Soviet bahwa tindakan tersebut telah dikoordinasikan oleh "pusat tunggal", tetapi tidak menyebutkan nama mereka yang bertanggung jawab.

"Militan bersenjata yang menunggu di sayap bergabung dengan protes. Tujuan utamanya jelas: merusak tatanan konstitusional, penghancuran institusi pemerintah dan perebutan kekuasaan. Itu adalah upaya kudeta," kata Tokayev.

Dia mengatakan pengunjuk rasa telah menargetkan kota terbesar Kazakhstan, Almaty, dengan maksud untuk merebut wilayah selatan negara itu dan ibu kota, Nur-Sultan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Kazakhstan telah menjadi sasaran terorisme internasional, tetapi tidak memberikan bukti untuk klaim ini.

"Kelompok militan yang terorganisir dengan baik dan dikelola dengan jelas digunakan, yang baru saja dibicarakan oleh Presiden Tokayev, termasuk mereka yang jelas-jelas menjalani pelatihan di kamp-kamp teroris di luar negeri," kata Putin kepada para pemimpin lain dalam konferensi video.

Dia menambahkan bahwa Rusia tidak akan pernah membiarkan revolusi di wilayah tersebut. Pasukan dari Rusia dan negara-negara lain saat ini berada di Kazakhstan untuk memulihkan ketertiban.

Dikutip dari BBC, Demonstrasi terjadi pada 2 Januari yang dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar pada, berubah menjadi kerusuhan terburuk yang pernah dialami negara itu dalam 30 tahun kemerdekaannya. Puluhan orang dilaporkan tewas, termasuk 16 anggota pasukan keamanan.

Seminggu setelah kekerasan meletus, pihak berwenang mengatakan situasinya sekarang telah stabil, dengan pasukan melanjutkan operasi pembersihan dan menjaga fasilitas strategis.

Kementerian Dalam Negeri mengatakan pada hari Senin 10/1 untuk kadaan darurat dan jam malam nasional tetap diberlakukan meskipun keadaan sudah mulai stabil. Hampir 8.000 orang telah ditahan di seluruh negeri.

Peristiwa di Kazakhstan datang pada saat ketegangan tinggi atas puluhan ribu tentara Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina yang memicu kekhawatiran invasi.

 

 

FOLLOW US