• News

Covid Melonjak, Nepal Tutup Sekolah dan Larang Pertemuan Besar

Yati Maulana | Selasa, 11/01/2022 01:38 WIB
Covid Melonjak, Nepal Tutup Sekolah dan Larang Pertemuan Besar Anak-anak sekolah di Nepal mulai divaksin. Foto: Reuters

JAKARTA - Pejabat Nepal pada Senin, 10 JAnuari menyatakan larangan pertemuan publik dalam jumlah besar dan menutup sekolah di seluruh negara Himalaya itu selama hampir tiga minggu setelah lonjakan kasus virus corona. Nepal melaporkan 1.357 kasus baru pada hari Senin, sebuah lompatan kasus harian tertinggi sejak September tahun lalu. Total kasus terinfeksi menjadi 833.946 sejak pandemi terjadi. Sedangkan jumlah kematian akibat covid adalah 11.606 kasus.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pradip Kumar Koirala mengatakan pertemuan publik seperti rapat umum politik dan acara keagamaan yang melibatkan lebih dari 25 orang dilarang. "Masuk ke hotel, restoran, gedung bioskop, dan kantor publik serta taman mulai 21 Januari akan diberikan kepada mereka yang memberikan bukti telah divaksinasi terhadap virus corona," kata Koirala kepada Reuters.

Sebelumnya pemerintah memerintahkan sekolah ditutup selama hampir tiga minggu hingga 29 Januari. Juru bicara Kementerian Pendidikan Deepak Sharma mengatakan kampanye untuk memvaksinasi anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun di sekolah mereka akan terus berlanjut. "Sekolah harus memberi tahu siswa tentang waktu dan tanggal kapan mereka harus pergi ke sekolah dan menerima suntikan," kata Sharma.

Pihak berwenang berharap penutupan sekolah akan membantu memutus rantai infeksi di tengah kekhawatiran tentang penyebaran virus varian Omicron yang cepat.

Pekan lalu, pemerintah meminta rumah sakit untuk bersiap menghadapi peningkatan jumlah pasien karena kasus Covid-19 bisa meningkat tajam. Rumah sakit telah diperintahkan untuk menjaga pasokan oksigen yang memadai dan menjaga staf tetap siap. Nepal telah melaporkan 27 kasus infeksi dengan Omicron tetapi tidak ada kematian karenanya.

Nepal telah memberikan dua suntikan vaksin COVID-19 kepada 37 persen dari 30 juta populasinya sejak upaya inokulasi dimulai setahun lalu.

FOLLOW US