Surat Terbuka untuk AHY! Kami Cinta Demokrat Karena JERIKO

. | Senin, 13/12/2021 16:59 WIB
Surat Terbuka untuk AHY! Kami Cinta Demokrat Karena JERIKO Agus Harimurti Yudhoyono

katakini.com--Hingga saat ini, DPP Partai Demokrat belum memutuskan ketua definitif untuk DPD Demokrat NTT. Dua nama yang direkomendasikan Musda beberapa waktu lalu; Jefri Riwu Kore dan Leo Lelo, masih menunggu suara emas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Karena itu, pencinta Demokrat mengirim surat terbuka kepada Ketum AHY.

"Jika DPP mengambil keputusan dan memenangkan Leo Lelo sebagai Ketua Demokrat NTT, maka kemungkinan besar kami sebagai pecinta Partai Demokrat akan beralih. Karena kami mencintai Demokrat bukan karena BKH, Anita, Abdulah, Leo Lelo dkk, tapi kami mencintai Demokrat karena ada sosok karismatik yang telah membawa perubahan di Kota kupang yaitu bapak Jefri Riwu Kore," tulis Isak Djami yang juga berprofesi sebagai karyawan toko di Kupang, sebagaimana yang beredar luas di berbagai platform medsos, seperti grup-grup facebook dan wa. Rulisan mereka diteruskan berkali-kali oleh pengguna media sosial.

Sementara Roni Djara, penjual bakso di Kota Kupang yang juga pencinta Demokrat menulis; "Bapak AHY harus sesegera mungkin menetapkan bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD terpilih berdasarkan hasil Musda dan musda itu adalah memang murni berdasarkan hasil dari Demokrasi, tanpa ada tekanan".

Dalam suratnya kepada Ketum AHY, Isak Djami memberikan lima pont penegasan. Pertama, Terkait dengan pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat di NTT yang sampai hari ini belum ada keputusan dari DPP, maka sebagai simpatisan dan pecinta Demokrat meminta kepada AHY dan pengurus DPP untuk menerbitkan Surat Keputusan (SK) dan menetapkan Bapak Dr. Jefri Riwu Kore sebagai ketua terpilih.

Alasannya, karena berdasarkan hasil musda yang telah di gelar, bapak Jefri Riwu Kore memperoleh jumlah suara 12 dari 22 DPC. Dan hal itu berdasarkan hasil demokrasi di dalam Tubuh partai Demokrat.

Kedua, dengan semakin lamanya keputusan dari DPP sebagai pemilik 1 suara sah, membuat kami masyarakat NTT bingung dan bertanya-tanya kemanakah suara DPP. Jika DPP melihat dan mempertimbangkan secara baik elektabilitas Bapak Jeriko sebagai Walikota Kupang, maka Jeriko layak kembali memimpin Partai Demokrat NTT.

Ketiga, jika DPP mengambil keputusan dan memenangkan Leo Lelo sebagai Ketua Demokrat NTT, maka kemungkinan besar kami sebagai pecinta Demokrat akan beralih. Karena kami mencintai Demokrat, bukan karena BKH, Anita, Abdulah, Leo Lelo dkk, tapi kami mencintai Demokrat karena ada sosok karismatik yang telah membawa perubahan di Kota Kupang yaitu bapak Jefri Riwu Kore.

Empat, jika bapak Jefri Riwu Kore tidak diakomodir, maka Demokrat sedang mengurungkan niatnya untuk menjadikan kadernya sebagai salah seorang Gubernur NTT di masa datang. Karena selain berpeluang menjadi Walikota dua periode, bapak Jefri Riwu Kore merupakan salah seorang sosok yang bisa menjadi kandidat terkuat untuk jadi Gubernur NTT.

"Jika bapak AHY dan pengurus DPP salah menetapkan ketua DPD Demokrat NTT periode 2021-2026, maka DPP akan melihat sendiri hasilnya di tahun 2024," tulis Isak Djami, dalam point kelima.

Tak Hargai Proses Demokrasi

Surat Terbuka lainnya dari Roni Djara. Anak mantan anggota DPRD dari Partai Demokrat ini, juga menyampaikan beberapa hal penting kepada AHY; agar bisa menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan menetapkan Ketua DPD Demokrat di NTT.

(1) Hasil Musda DPD Demokrat NTT ada dua kandidat yang diusulkan ke DPP untuk dipertimbangkan dalam menentukan pilihan karena katanya aturan baru DPP memiliki 1 suara.

"Jika benar DPP memiliki 1 suara, saya sebagai anak kader dan pendiri Demokrat di NTT, minta agar menetapkan Bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD Demokrat NTT. Karena berdasarkan hasil Musda Bapak Jeriko memperoleh 12 suara sah dari 22 DPC dan 1 suara DPD yang ada di NTT. Dan Pak Leo Lelo Hanya 11 suara," tulis Roni Djara.

(2) Bapak AHY juga harus sesegera mungkin menetapkan bapak Jefri Riwu Kore sebagai Ketua DPD terpilih berdasarkan hasil musda. Karena musda tersebut adalah memang murni berdasarkan hasil dari Demokrasi, tanpa ada tekanan.

(3) Jika bapak AHY sebagai Ketum yang memiliki 1 suara sah tidak menetapkan bapak Jefri Riwu Kore sebagai ketua terpilih, maka Demokrat tidak menghargai proses Demokrasi di partai.

(4) Jika Bapak Jefri Riwu Kore tidak dipercayakan pimpin Demokrat NTT, maka saya tidak akan memberikan dukungan pada setiap kader Demokrat yang masuk dalam kandidat calon kepala daerah atau pun caleg. "Saya akan memilih mendukung orang lain dibandingkan membesarkan partai ini. Karena sudah jelas Bapak Jefri Riwu Kore adalah calon Ketua yang memiliki perolehan suara terbanyak dibandingkan Leo Lelo.

Pada poin penutup surat tersebut, Roni dan Isak menyampaikan bahwa surat yang mereka tuliskan kepada Ketua Umum tidak bermaksud menekan Ketua Umum AHY, tetapi hanya memberikan gambaran dan situasi partai di daerah.

Keduanya meminta maaf karena telah lancang mengirim surat untuk Ketua Umum, mereka masih percaya AHY tidak mungkin terpengaruh hasutan orang lain dalam menentukan Ketua Partai Demokrat di NTT, bagi mereka AHY adalah orang muda yang penuh dengan integritas.

 

 

FOLLOW US