Pilot remaja Zara Rutherford mendarat di Seoul pada Sabtu dari Rusia, hal itu merupakan pemberhentian pertamanya di Asia dalam usahanya menjadi wanita termuda yang terbang keliling dunia sendirian.

Pada bulan Agustus, wanita berkebangsaan Inggris-Belgia dan berusia 19 tahun itu berangkat dari Bandara Kortrijk-Wevelgem di Belgia barat dalam perjalanannya sejauh 51.000 km (32.000 mil), yang melintasi lima benua dan 52 negara, termasuk Amerika Serikat, Greenland, Rusia dan Kolombia.

"Ini sangat menantang," kata Rutherford kepada wartawan di Bandara Internasional Gimpo setelah tiba dari Vladivostok dengan pesawat ultralight Shark miliknya, microlight tercepat di dunia.

"Saya terjebak di Alaska karena masalah visa dan cuaca selama sebulan dan saya terjebak di Rusia selama sebulan karena masalah visa dan cuaca, saya berharap untuk menyelesaikannya sebelum Natal, tetapi saya kira itu tidak terjadi lagi, karena ini adalah sebuah petualangan," katanya yang dilansir dari Reuters. 

Selain masuk dalam buku rekor, remaja tersebut mengungkapkan harapan bahwa perjalanannya akan mendorong anak perempuan dan perempuan untuk belajar dan bekerja di STEM (sains, teknologi, teknik dan matematika), dan memicu minat anak perempuan dalam penerbangan.

Rutherford melakukan aksinya karena ingin mengejar gelar yang dipegang oleh Shaesta Wais, yang menjadi wanita termuda yang terbang solo keliling dunia pada usia 30 tahun pada tahun 2017. Untuk pemegang rekor pria termuda, Mason Andrews, berusia 18 tahun ketika dia melakukan perjalanan pada tahun 2018.

Lahir dari kedua orang tua yang berprofesi pilot, Rutherford akan mulai kuliah tahun depan, dengan mimpi menjadi astronot.