• News

Polbangtan YoMa Melatih Petani Boyolali Manfaatkan Lalat Jadi Pupuk Organik Cair

Asrul | Jum'at, 19/11/2021 06:42 WIB
Polbangtan YoMa Melatih Petani Boyolali Manfaatkan Lalat Jadi Pupuk Organik Cair Tim Pendampingan Petani Kabupaten Boyolali bentukan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) kembali lakukan pelatihan bagi petani di Boyolali

Katakini.com - Tim Pendampingan Petani Kabupaten Boyolali bentukan Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) kembali lakukan pelatihan bagi petani di Boyolali sebagai salah satu wujud peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SMP) pertanian.

Salah satu program yang ditekankan adalah memanfaatkan lalat tentara hitam sebagai bagian dari pengembangan teknologi pertanian dengan memanfaatkan lalat tentara hitam menjadi Pupuk Organik Cair (POC).

Upaya peningkatan kapasitas petani ini sejalan dengan imbauan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo yang mengajak pemuda untuk berinovasi dan berkreasi membangun bangsa melalui sektor pertanian.

"Saya mengajak anak-anaku para milenial untuk menjadikan negaramu tumbuh secara baik melalui inovasi dan kreativitas di sektor pertanian," ajak Syahrul.

Menurut Syahrul, inovasi dan teknologi pada masa pandemi ini sangat penting untuk mempercepatan rodal ekonomi nasional. "Bangsa ini adalah bangsa yang besar, dan Allah telah memberikan kekayaan. Siapa yang cepat dia akan berhasil. Siapa yang diam dia akan kolaps," ujarnya.

Terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menambahkan, SDM yang berkualitas merupakan salah satu kunci sukses pembangunan pertanian.

"Maka perlu diinventarisir kebutuhan kegiatan apa saja untuk meningkatkan kapasitas SDM, baik penyuluh maupun petani," katanya.

Kegiatan pelatihan kali ini mengambil tema pengolahan sampah menjadi POC. Menurut penuturan Arwanti selaku koordinator Tim Pendampingan Wilayah Kecamatan Nogosari, selama melakukan kegiatan pendampingan ia mengamati bahwa sampah rumah tangga di sekitar daerah tersebut belum dimanfaatkan dengan baik.

"Setelah beberapa bulan di sini, kami mengamati bahwa sampah rumah tangga dari warga belum diolah dengan baik," ujar Arwanti.

Sampah yang tidak terkelola dengan baik selain menimbulkan polusi, juga berpotensi mendatangkan lalat hijau yang dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Namun di balik masalah yang timbul, Arwanti dan kawan-kawannya melihat potensi tersembunyi pada sampah tersebut.

"Bukan hanya polusi dan penyakit, sampah rumah tangga yang didominasi sampah organik ini sebenarnya memiliki potensi yang bagus, dapat diolah menjadi sesuatu yang kaya manfaat," lanjutnya.

Berkolaborasi dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat dan didampingi Dosen Polbangtan YoMa serta Tim Teknis Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Kementerian Pertanian, petani dilatih membuat POC dengan memanfaatkan lalat Hermatica illucens atau Black Soldier Fly (BSF) yang belakangan sedang marak digunakan untuk mengolah sampah.

"Black Soldier Fly atau lalat tentara hitam ini belakangan sedang tren digunakan dalam kegiatan pengolahan sampah organik," jelas Endah Puspitojati selaku Ketua Tim Pendampingan sekaligus Dosen Polbangtan YoMa.

Melansir hasil penelitian yang menunjukkan bahwa BSF merupakan jenis lalat yang mampu mengolah bahan organik secara alami menjadi sumber protein serta sumber pupuk organik dan turunannya yang bermanfaat untuk pertanian, peternakandan perikanan.

Cara pemanfaatan BSF untuk mengolah sampah organik juga terbilang cukup mudah. Cukup sediakan ember sebagai tempat menampung larva BSF yang kemudia setiap hari diisi sampah organik sebagai makanan larva tersebut yang kemudian akan terbentuk pupuk organik.

"Pelatihan ini sangat sederhana, berawal dari kegiatan rumah tangga atau permasalahan yang dihadapi sehari-hari, namun menjadi luar biasa ketika sampah bisa dikelola kembali dan dapat memberikan manfaat untuk dijadikan sebagai pupuk, yang nantinya dapat memberikan nutrisi bagi tanaman," terang Endah.

Pelatihan Pembuatan POC dinilai dapat menjadi salah satu alternatif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dengan cara yang sederhana serta ramah lingkungan.

FOLLOW US