• News

Pelaku Xenofobia, Pemerintah Jerman Takkan Tolerir

Asrul | Sabtu, 11/09/2021 08:23 WIB
Pelaku Xenofobia, Pemerintah Jerman Takkan Tolerir Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier di Berlin, Jerman pada 10 November 2020 [Abdulhamid Hoşbaş/Anadolu Agency]

Jakarta, katakini.com - Presiden Jerman, Frank-Walter Steinmeier menegaskan, bahwa Jerman tidak akan menoleransi xenofobia dan kebencian terhadap orang-orang dengan latar belakang imigran.

Steinmeier membuat pernyataannya selama upacara di Istana Bellevue menandai peringatan 60 tahun penandatanganan perjanjian kerja Jerman-Turki, Jumat (10/09).

Presiden berterima kasih kepada imigran Turki yang tiba di Jerman pada 1960-an karena berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara dan transformasinya menjadi masyarakat yang kaya dan beragam budaya.

"Orang-orang yang datang saat itu, yang disebut pekerja tamu: Anda, anak-anak Anda, cucu-cucu Anda hari ini adalah bagian dari apa yang membuat Jerman. Jerman tanpa Anda sama sekali tidak terbayangkan di akhirat," jelasnya dilansir Middleeast, Minggu (11/09).

“Imigran, anak cucu mereka tidak hanya bekerja di pabrik saat ini, tetapi juga di beberapa fasilitas penelitian. Diantaranya adalah seniman dan musisi, pengusaha dan pengembang vaksin, hakim dan jaksa, anggota parlemen, sekretaris negara atau menteri.”

Steinmeier mengakui bahwa butuh bertahun-tahun bagi Jerman untuk mengakui bahwa negara mereka adalah negara imigrasi, dan menambahkan bahwa selama bertahun-tahun pihak berwenang juga mengabaikan kebijakan untuk integrasi imigran. 

Namun, dia menekankan bahwa Jerman masih membutuhkan migran terampil untuk tetap kompetitif dan memastikan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan.

Saat ini, Jerman memiliki tiga juta komunitas Turki, banyak di antaranya adalah anak atau cucu pekerja yang bermigrasi pada 1960-an sebagai bagian dari perjanjian yang disebutkan di atas. Sambil berterima kasih kepada komunitas migran atas kontribusi mereka ke Jerman, Steinmeier juga menyatakan penyesalannya atas serangan xenofobia dan kejahatan kebencian yang terus berlanjut.

"Saya terkejut bahwa orang-orang dengan warna kulit, bahasa, atau agama yang berbeda saat ini masih menjadi sasaran kampanye kebencian dan kebencian," katanya, memperingatkan bahwa propaganda sayap kanan online sering mengarah pada kekerasan. 

"Ini bukan sekedar kata-kata. Ini seperti racun. Racun ini membuat beberapa orang percaya bahwa mereka mewakili rakyat, dan mereka diizinkan untuk mempermalukan, mengancam, memburu dan bahkan membunuh orang lain."

Steinmeier mengatakan Jerman masih mengingat para korban teror sayap kanan, imigran Turki yang dibunuh oleh kelompok teror neo-Nazi NSU dan lainnya yang tewas dalam serangan pembakaran di Moelln dan Solingen.

"Tapi kami bukannya tidak berdaya. Sudah menjadi tugas negara untuk melindungi semua orang," katanya kepada hadirin, yang termasuk perwakilan komunitas migran. 

"Xenophobia adalah kebencian terhadap orang. Dan kami tidak akan pernah mentolerir kebencian ini di Jerman."

FOLLOW US