• News

Jerman Sumbang Vaksin AstraZeneca ke Negara Berpenghasilan Rendah

Akhyar Zein | Selasa, 10/08/2021 10:17 WIB
Jerman Sumbang Vaksin AstraZeneca ke Negara Berpenghasilan Rendah Ilustrasi vaksin AstraZeneca (foto: dw.com)

Berlin, Katakini.com - Jerman menyumbangkan hampir 1,3 juta dosis vaksin virus korona AstraZeneca ke negara-negara berpenghasilan rendah, kata pihak berwenang pada Senin.

Wakil Juru Bicara Pemerintah Jerman Ulrike Demmer mengatakan pada konferensi pers di Berlin bahwa otoritas mulai mengirimkan kelebihan vaksin Covid-19, termasuk AstraZeneca, sebagai bagian dari komitmen Jerman terhadap inisiatif COVAX dari PBB.

Demmer mengatakan 1,3 juta dosis AstraZeneca pertama sudah dikirim ke Sudan (357.600 dosis), Ethiopia (271.200 dosis), Afghanistan (213.600 dosis), Tajikistan (100.800 dosis), dan Uzbekistan (355.200 dosis).

Negara terkaya di Uni Eropa ini telah membeli hampir 17,5 juta dosis vaksin virus korona AstraZeneca, tetapi tidak diminati di kalangan penduduk, meskipun Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Kanselir Angela Merkel secara pribadi memilihnya dengan harapan dapat meningkatkan kepercayaan publik.

Awal bulan ini, Jerman masih memiliki hampir 5 juta dosis AstraZeneca yang tidak digunakan, sementara puluhan ribu dosis dihancurkan oleh pihak berwenang setelah melewati tanggal kedaluwarsa, menurut penyiar publik WDR.

Demmer mengatakan Berlin telah berjanji untuk menyumbangkan setidaknya 30 juta dosis vaksin virus korona ke negara-negara berpenghasilan rendah paling tidak berkembang pada akhir 2021, dengan lebih banyak pengiriman akan dilanjutkan dalam beberapa minggu mendatang.

"Jerman berkontribusi penting dalam upaya global melawan pandemi. Sumbangan vaksin kami juga akan membantu mencegah munculnya varian virus baru, yang berpotensi mengancam kita juga," ujar dia.

Menurut keputusan Kabinet bulan lalu, Jerman pada awalnya akan menyumbangkan vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson kepada program COVAX PBB.

Jerman sejauh ini telah menerima hampir 78 juta dosis vaksin BioNTech-Pfizer, 17,5 juta dosis AstraZeneca, 12,3 juta dosis Moderna, dan empat juta dosis Johnson & Johnson.

Mayoritas orang Jerman lebih menyukai vaksin BioNTech-Pfizer karena keampuhannya terhadap varian baru, sementara AstraZeneca tetap tidak populer karena kekhawatiran akan efek sampingnya.

Pada bulan April, European Medicines Agency (EMA) mengkonfirmasi kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca dan kasus pembekuan darah yang tidak biasa.

Namun, badan tersebut menekankan rekomendasinya untuk terus menggunakan vaksin, dengan mengatakan manfaat vaksin dalam mencegah Covid-19 lebih besar daripada risiko efek sampingnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga merekomendasikan vaksin AstraZeneca, menekankan bahwa "vaksin aman dan efektif" untuk melindungi masyarakat dari risiko Covid-19 yang sangat serius, termasuk rawat inap, penyakit parah, dan kematian.(AA)


FOLLOW US