• News

Kasus Covid-19 di Indonesia Meningkat 92 Persen 4 Minggu

Akhyar Zein | Rabu, 23/06/2021 13:48 WIB
Kasus Covid-19 di Indonesia Meningkat 92 Persen 4 Minggu Ilustrasi (foto: Shutterstock)

Jakarta, Katakini.com - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan jumlah kasus konfirmasi positif meningkat sebesar 92 persen dalam empat minggu terakhir.

Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menuturkan kenaikan kasus tertinggi terjadi di Jakarta sebanyak 20.634 kasus atau 387 persen.

Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Banten juga mencatat kenaikan kasus sebesar 100 persen hingga hampir 200 persen.

“Ini adalah kenaikan yang sangat tajam, dan tidak dapat ditoleransi,” kata Wiku melalui siaran pers, Rabu.

Kenaikan kasus ini juga diikuti dengan meningkatnya angka hunian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di ruang isolasi rumah sakit rujukan Covid-19.

Menurut Wiku, lebih dari 86 persen tempat tidur isolasi di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah telah terisi.

Sedangkan di Yogyakarta angka BOR mencapai 83,39 persen dan di Banten sebesar 82,77 persen.

Satgas meminta pemerintah daerah dari provinsi-provinsi tersebut untuk mengevaluasi kebijakan terkait kegiatan masyarakat seperti kapasitas kantor, pusat perbelanjaan, restoran, tempat makan, serta tempat wisata.

“Selain itu, dapat juga dilakukan konversi tempat tidur rumah sakit, atau menyediakan fasilitas isolasi terpusat di masing-masing wilayah agar beban dapat terbagi dan rumah sakit tidak kewalahan menangani pasien,” ujar Wiku.

Indonesia sejauh ini telah melaporkan lebih dari 2 juta kasus Covid-19 dengan angka kematian melebihi 55 ribu orang.

Pemerintah sebelumnya mengklaim bahwa kenaikan kasus terjadi sebagai imbas tingginya mobilitas masyarakat saat libur Idulfitri.

Selain itu, kondisi penularan diperburuk oleh munculnya kasus-kasus infeksi dengan varian Covid-19 yang menjadi perhatian (variants of concern).

Sejauh ini, Indonesia hanya menerapkan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro untuk menghadapi lonjakan kasus meskipun desakan untuk menerapkan pembatasan aktivitas yang lebih menyeluruh disuarakan sejumlah organisasi profesi dokter.(AA)

FOLLOW US