• News

Indonesia Akan Berinvestasi Pada Salah Satu Peternakan Sapi di Belgia

Akhyar Zein | Jum'at, 30/04/2021 09:54 WIB
Indonesia Akan Berinvestasi Pada Salah Satu Peternakan Sapi di Belgia Ilustrasi. Sapi(foto: Anadolu Agency)

Katakini.com –Indonesia akan berinvestasi pada peternakan sapi di Belgia demi menjamin pasokan daging sapi di dalam negeri.

Rencana investasi ini dilakukan sebagai terobosan dari pemerintah melalui perusahaan negara mengatasi kekurangan pasokan daging sapi dan tinggi harga daging sapi di musim tertentu setiap tahun.

“Di Belgia ada jenis sapi namanya Belgian Blue, itu beratnya satu ekor bisa 900 kilogram hingga 1,2 ton,” ujar Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), salah satu perusahaan negara bidang pangan, dalam konferensi pers virtual, Kamis.

Investasi tersebut akan dilakukan dengan mengakuisisi peternakan sapi di Belgia atau mendirikan perusahaan patungan dengan investor Belgia.

“Dengan menguasai ranch di negara penghasil sapi, live catle itu bisa jadi alternatif, apalagi kita bawa perusahaan (peternakan) luar masuk ke Indonesia,”ujar dia.

Menteri BUMN Erick Thohir sudah bertemu dengan Duta Besar Belgia, untuk mencari alternatif ranch di negara itu, tambah dia.

"Kita juga membuka perusahaan-perusahaan dari luar untuk masuk ke Indonesia sebagai investor, apakah majority atau minority (dengan komposisi) 51:49. Itu bisa kita diskusikan," ujar dia.

Selain dengan Belgia, Indonesia juga membuka peluang kerja sama dengan negara penghasil daging sapi lain seperti Australia dan Meksiko.

“Kerja sama dengan perusahaan lain, juga bisa, dari Meksiko, Australia juga kita buka kemungkinannya,” tambah Arief.

Rencana bisnis ini, kata Arief, disiapkan bersamaan dengan rencana pembentukan induk atau holding badan usaha milik negara (BUMN) bidang pangan.

Pembentukan holding BUMN klaster pangan ditargetkan selesai pada kuartal ketiga tahun ini atau sekitar Juli hingga September, ujar Arief.

Ada sembilan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan bergabung, yaitu Sang Hyang Seri, Pertani, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, Berdikari, PT Garam, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan BGR Logistics.

PT RNI akan menjadi induk perusahaan baru tersebut.

Penggabungan ini akan menghasilkan perusahaan nasional yang solid dan bisa memperbaiki sistem produksi pangan nasional dari hulu hingga hilir, jelas Arief.

“Kita ingin meningkatkan ketahanan pangan,” ujar Arief dalam konferensi pers virtual, Kamis.

Perusahaan baru nanti kata Arief mempunyai prioritas untuk meningkatkan hasil pertanian, perkebunan dan perikanan, menambah luas lahan, kemitraan, transparansi harga serta dukungan logistik.

Menurut Arief, aset dari sembilan perusahaan itu mencapai Rp28 triliun.Perusahaan hingga kini belum mempunyai rencana mengajukan Penanaman Modal Negara (PMN).

Bisnis saat ini didanai menurut dia dibiayai oleh bank-bank negara.

Sejumlah rencana perusahaan menurut dia masih dalam perencanaan seperti komersialisasi dan optimalisasi aset hingga skema penjualan produk.

“Kita sekarang konsolidasi bisnis yang ada saat ini, aset, dari sembilan BUMN pangan ini,” ujar dia.

-Rencana bisnis garam dan beras

Arief juga membuka peluang perusahaan baru ini akan melakukan akselerasi teknologi produksi garam untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, terutama industri pangan.

Kunci utama untuk mempercepat produksi garam, menurut dia adalah mekanisasi tambak.

Menteri Erick Thohir menurut dia juga sudah membuka kesempatan aksi korporasi dengan mengambil alih tambang garam di luar negeri.

Aksi take over ini, menurut dia dilakukan untuk mempercepat alih teknologi dan menyiapkan garam berkualitas yang dibutuhkan industri.

“Kalau untuk garam konsumsi sudah cukup. PT Garam sudah cukup baik,” ujar dia.

“Hanya soal harga yang harus kita lebih efisien. Kadang harga kita sangat jauh dibanding garam dari luar negeri,” tambah dia.

Rencana lain adalah pengembangan produksi beras, ujar Arief.

Menurut dia ada lahan milik PT Sang Hyang Seri di kawasan Sukamandi, Subang, Jawa Barat seluas 3.200 hektare yang akan digunakan sebagai basis produksi.

“Proses dari panen, pengeringan, hingga packing bisa dilakukan,” ujar dia.

“Kita ingin tingkatkan kualitas beras yang ada, produk pertanian yang ada memenuhi kebutuhan masyarakat,” tambah dia.

Sementara itu Direktur Utama Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Nina Sulistyowati mengatakan perusahaannya akan merger dengan PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics) untuk mendukung holding BUMN pangan ini.

“PT PPI bergerak di sisi hilir dari aspek perdagangannya dan BGR dari logistiknya,” ujar dia.(AA)

FOLLOW US