Dubai, Katakini.com - Produsen minyak Saudi Aramco telah menyetujui kesepakatan senilai US$ 12,4 miliar untuk menjual 49 persen saham dalam jaringan pipa ke konsorsium yang dipimpin oleh EIG Global Energy Partners yang berbasis di Amerika Serikat (AS).

Kesepakatan yang diumumkan pada Jumat malam (9/4), ini adalah terbesar perusahaan sejak rekor penawaran umum perdana senilai US $ 29,4 miliar pada akhir 2019.

Perjanjian sewa dan sewa kembali tersebut mencakup 49 persen saham Aramco Oil Pipelines Co yang baru dibentuk dan hak untuk 25 tahun pembayaran tarif minyak yang dilakukan di jaringan pipa Aramco, katanya dalam sebuah pernyataan.

Aramco akan mempertahankan 51 persen saham di perusahaan baru tersebut.

EIG, yang telah menginvestasikan lebih dari US $ 34 miliar dalam infrastruktur energi dan energi, adalah penjamin emisi kesepakatan tersebut dan akan bekerja dengan Aramco dalam beberapa hari mendatang untuk memutuskan pihak lain untuk konsorsium tersebut, kata sumber yang mengetahui kesepakatan tersebut.

Investor negara bagian Abu Dhabi Mubadala sedang dalam diskusi untuk menjadi bagian darinya, kata seorang juru bicara.

Aramco akan mempertahankan kendali operasional jaringan pipa dan menanggung semua risiko operasional dan biaya modal, kata perusahaan itu. Kesepakatan itu tidak akan berdampak pada produksi minyak Aramco.

Aramco juga akan menawarkan apa yang disebut "pembiayaan pokok" yang dapat digunakan pembeli untuk mendukung pembelian mereka, sumber mengatakan kepada Reuters.

"Kami akan terus menjajaki peluang yang mendukung strategi kami untuk menciptakan nilai jangka panjang," kata CEO Amin Nasser.

Penawar lain dalam proses kesepakatan termasuk Apollo Global Management dan Global Infrastructure Partners (GIP) yang berbasis di New York.

Manajer aset AS BlackRock dan Brookfield Asset Management Inc dari Kanada mundur dari penawaran, Reuters melaporkan pada 6 April, mengutip sumber yang mengetahui kesepakatan itu.

National Oil Co (ADNOC) Abu Dhabi telah menandatangani kesepakatan serupa selama dua tahun terakhir, mengumpulkan miliaran dolar melalui perjanjian jual dan sewa-balik yang terkait dengan jaringan pipa minyak dan gasnya. (Reuters)