• News

ARSINU Siap Bekerjasama serta Berintegrasi dengan Program BKKBN

Asrul | Jum'at, 19/03/2021 09:09 WIB
ARSINU Siap Bekerjasama serta Berintegrasi dengan Program BKKBN Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo pada Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Kemitraan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) Tahun 2021 di Istana Presiden, Jakarta, Kamis 28 Januari 2020. (Foto: Humas BKKBN)

Jakarta, katakini.com – Ketua Umum Asosiasi Rumah Sakit Islam Nahdlatul Ulama (Arsinu), Zulfikar As`ad mengatakan, ARSINU siap dan bersedia  bekerja sama, serta berintegrasi dengan Program BKKBN.

"Kami di Arsinu memiliki 36 Rumah Sakit yang tersebar di seluruh Indonesia yang siap untuk berintegrasi dengan BKKBN khususnya dalam hal pencegahan stunting," kata Zulfikar saat melakukan audiensi di kantor Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Jakarta Timur, Kamis (18/3).

Sementara itu, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, peran serta organisasi masyarakat berbasis agama serta tokoh agama sudah membuktikan peran pentingnya untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Khususnya Nahdlatul Ulama (NU) serta Organisasi lainnya di bawah naungan NU salah satunya Fatayat NU yang juga punya tempat khusus dalam berbagai lapisan masyarakat, terutama perempuan dan anak perempuan yang memiliki kebutuhan khusus terkait kesehatan reproduksinya, termasuk untuk mendapatkan layanan KB atau kesehatan reproduksi," kata Hasto.

Hasto mengatakan, BKKBN tidak dapat bekerja sendirian untuk melakukan pencegahan stunting, melaikan harus melibatkan Kementerian/Lembaga untuk bersama-sama bersinergi mencapai target yang telah ditentukan.

"Kami juga telah beraudiensi dengan Kementrian Agama untuk sama-sama melakukan edukasi pada calon pengantin, dengan pendampingan dari BKKBN harapannya 3 bulan sebelum melakukan pernikahan dilakukan penilaian status gizi secara virtual, sehingga setelah menikah calon ibu sudah siap secara fisik dan mental agar tidak melahirkan generasi stunting," imbus Hasto.

Selain itu, pendampingan stunting oleh BKKBN melalui Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan dan 4T (Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Banyak, Terlalu Sering/Rapat), ini sangat penting juga untuk cegah stunting.

"Kampanye orang mau nikah, calon ibu harus cukup nutrisinya dan jangan lupa minum tablet tambah darah untuk mencegah anemia. Ya, hal ini terbukti bisa mencegah naiknya angka kematian ibu dan bayi," kata Hasto.

Pada kesempatan yang sama dokter Hasto juga menjelaskan, BKKBN akan mensupport alat-alat kontrasepsi ke Rumah Sakit yang menjadi mitra BKKBN sesuai dengan kebutuhan.

"Apalagi susuk KB, ya susuk KB sangat diminati dan dengan adanya kerjasama susuk ini diberikan gratis oleh BKKBN ke semua Rumah Sakit (RS) yang bermitra dengan BKKBN. Mungkin satu hal teknis yang bisa kita tindaklanjuti merupakan pelayanan KB di 36 RS NU di Indonesia yang bisa diperoleh dari dinas setempat," jelas Hasto.

Dalam pertemuan ini Kepala BKKBN didampingi juga Direktur Advokasi dan Hubungan Antar Lembaga BKKBN, Wahidah, Direktur Pemberdayaan Ekonomi Keluarga BKKBN, Eli Kunaeli dan Kepala Biro Umum dan Humas BKKBN, Putut Riyatno.

FOLLOW US