• News

PBB: Terjadi Lonjakan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan Palestina oleh Israel

Asrul | Selasa, 09/03/2021 08:26 WIB
PBB: Terjadi Lonjakan Kasus Kekerasan terhadap Perempuan Palestina oleh Israel Palestina. Foto: sindonews

Yerusalem, katakini.com - Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina yang diduduki, Lynn Hastings mengatakan efek pandemi COVID-19 pada perempuan Palestina telah memburuk di tengah kekerasan Israel di seluruh wilayah yang diduduki.

Pada kesempatan Hari Perempuan Internasional pada Senin (8/3), Hastings dalam sebuah pernyataan mengecam pelanggaran hak terhadap warga Palestina, khususnya perempuan, kantor berita resmi Wafa melaporkan.

"Meskipun fokus tahun ini adalah Wanita dalam Kepemimpinan, komitmen kami harus ditujukan kepada semua wanita Palestina, termasuk mereka yang memiliki disabilitas, di komunitas yang terpinggirkan dan pedesaan, kamp pengungsi, Area C, Hebron-H2, dan di Gaza," bunyi pernyataan itu.

"PBB menegaskan komitmennya untuk terus bekerja dengan rakyat dan pemerintah Palestina, serta mitra kami, untuk memerangi diskriminasi dan kekerasan, memajukan hak asasi manusia, dan mempercepat kemajuan bagi anak perempuan dan perempuan di mana pun," sambung dia.

Pada Februari, Hastings mendesak Israel untuk mengizinkan badan-badan kemanusiaan menyediakan tempat tinggal, makanan dan air bagi komunitas Palestina yang rentan yang tinggal di Area C, yang menyumbang lebih dari 60 persen Tepi Barat yang diduduki, dan merupakan bagian penting dari negara Palestina di masa depan di bawah apa yang disebut solusi dua negara.

Dia juga meminta rezim untuk segera menghentikan penghancuran rumah Palestina di Tepi Barat.

Rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk merebut sebagian besar Tepi Barat telah menyebabkan banyak wanita dan anak-anak Palestina kehilangan tempat tinggal.

Selain itu, telah terjadi lonjakan kasus kekerasan terhadap perempuan Palestina oleh pasukan Israel sejak pandemi meletus tahun lalu.

Beberapa wanita Palestina dan anak di bawah umur termasuk di antara mereka yang dibunuh atau dipenjara oleh pasukan Israel selama beberapa bulan terakhir. Organisasi hak asasi manusia berkali-kali mengecam rezim Tel Aviv karena membunuh warga Palestina dengan kekuatan mematikan yang disengaja dan tanpa pembenaran di Tepi Barat.

Di bagian lain dalam pernyataan itu, pejabat PBB itu meminta Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah untuk meningkatkan partisipasi kandidat perempuan dalam pemilihan Palestina mendatang.

"Kesetaraan gender tetap menjadi salah satu tantangan paling mendesak di zaman kita karena hanya dengan kesetaraan gender kita semua bisa berkembang," kata dia. (Press TV)

FOLLOW US