• Bisnis

KPR BTN, Katalis Properti Kala Pandemi

Pamudji Slamet | Kamis, 18/02/2021 11:53 WIB
KPR BTN, Katalis Properti Kala Pandemi Rumah KPR (Foto: Kementerian PUPR)

Katakini.com- Properti tak pernah mati. Begitu lah pemeo inspiratif, yang diamini pemain dan konsumen properti. Pemeo ini pula, yang menyeruak kala properti berada dalam tekanan pandemi covid-19.

Hal tersebut diyakini oleh M. Gali Ade Novran, pengamat dari Epic Property. Dia berpandangan, efek covid-19 hanya menekan penjualan pada medio Maret dan April 2020. Setelah itu, industri ini masuk fase recovery, alias pemulihan.

"Bahkan saya berpandangan, masa pandemi adalah saat tepat membeli properti, right time to buy," ujar Novran dalam diskusi virtual bertema "Pandemi Covid-19 saat Tepat Investasi Properti", beberapa waktu lalu.

Ada empat alasan mengapa pandemi covid-19 menjadi saat tepat belanja properti. Pertama, pemilik properti lama cenderung ingin melepas asetnya untuk kebutuhan bisnis dan personal. Selain itu, pelaku pasar sedang hold. Kedua, banyak promo kemudahan membeli properti yang digulirkan oleh pengembang.

Alasan ketiga, kata Novran, adalah market cycle, bahwa setelah resesi pasti ada rebound.

"Saat ini banyak market yang hold, tapi nanti pasti ada waktunya spend," ujar Novran.

Selanjutnya, alasan keempat adalah digital movement. Pada alasan ini, baik pengembang maupun perbankan benar-benar mengerahkan energi penuh guna menggaet pasar.

"Dulu kita pernah dengar cash is king, sekarang adalah content is king," kata Novran menegaskan.

Sungguh, digital movement adalah alasan yang benar adanya. Alasan ini juga, yang telah dibuktikan oleh pihak bank. BTN, misalnya, telah sampai pada pembuktian bahwa konsumen properti kini cenderung digital oriented atau beriorientasi digital. Bukti akan hal ini tecermin dari aktivitas portal btnproperti.co.id, yang pada masa pandemi 2020 dikunjungi 3,8 juta pengunjung.

Bukti lain adalah saat bank plat merah ini menggelar pameran perumahan secara virtual. Dua kali digelar saat pandemi, dua-duanya diserbu oleh pelaku dan konsumen properti. Pameran pertama digelar pada 22 Agustus hingga akhir September 2020. Kemudian, pameran virtual kedua pada 14 Desember 2020 hingga 14 Januari 2021. Pada pameran kedua, korporasi bahkan mematok target tinggi, yakni satu juta pengunjung dan transaksi KPR senilai Rp 600 miliar.

Karena bisnis properti tak pernah mati, maka kucuran kredit KPR BTN pun sama. Kredit di segmen ini juga tidak mati. Bahkan, boleh dibilang, KPR BTN laksana katalis bagi industri properti kala menghadapi pandemi.

Sebagai ilustrasi, tengok saja pertumbuhan kredit KPR pada masa pandemi. Kredit KPR Emiten bersandi saham BBTN ini menorehkan pertumbuhan positif ketika perekonomian kelimpungan dihantam pandemi. Pada Oktober 2020, misalnya, perseroan mencatat KPR subsidi tumbuh di level 6,09% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp104,46 triliun.

Menurut Plt. Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu,angka menggembirakan juga datang dari KPR non-subsidi, dimana perusahaan telah menyalurkan kredit senilai Rp71,91 triliun. Melengkapi angka menggembirakan ini, KPR BTN Syariah juga menunjukkan ihtiar seriusnya, dengan mengucurkan KPR senilai Rp24,56 triliun.

Nixon menambahkan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi dengan pertumbuhan sebesar 8,63 persen (yoy) menjadi Rp120,72 triliun per kuartal IV 2020  menjadi penopang utama pertumbuhan kredit di BTN. Dengan catatan positif KPR subsidi tersebut, membuat kredit perumahan BTN  secara total naik sebesar 2,29 persen (yoy) menjadi Rp234,78 triliun per kuartal IV 2020.

Pencapaian membanggakan tersebut mempertegas penilaian bahwa KPR BTN laksana katalis, yang mempercepat recovery bisnis properti.  

FOLLOW US