• News

Menkes: Tren Penularan Covid-19 di Indonesia Menurun Dalam Dua Pekan Terakhir

Akhyar Zein | Rabu, 17/02/2021 22:39 WIB
Menkes: Tren Penularan Covid-19 di Indonesia Menurun Dalam Dua Pekan Terakhir Mural bertema COVID-19 di kawasan Tanah Tinggi, Tangerang, Banten (foto merdeka.com)

Katakini.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan laju penularan Covid-19 di Indonesia mulai menurun dalam dua pekan terakhir, meski angka positivity rate masih tinggi.

Angka positivity rate di Indonesia melebihi 30 persen dalam beberapa hari terakhir, atau jauh lebih tinggi dari standar pengendalian pandemi yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Namun menurut Budi, tingginya positivity rate bukan disebabkan oleh angka penularan yang meningkat.

“Baik kasus konfirmasi positif maupun pasien yang masuk dirawat di rumah sakit sejak dua minggu terakhir sudah turun,” kata Budi dalam konferensi pers virtual pada Rabu.

Dia mengatakan angka positivity rate menjadi tinggi karena jumlah tes RT-PCR selama empat hari terakhir menurun akibat libur Imlek. Pola ini selalu terjadi setiap masa libur panjang.

Sedangkan tren penurunan kasus sudah terlihat sejak dua pekan lalu dan juga dibuktikan oleh menurunnya jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Tren kasus positif harian mulai menurun setelah sempat meningkat signifikan akibat libur panjang akhir tahun lalu.

Budi mengatakan, Indonesia telah melewati masa puncak penularan akibat dampak libur panjang tersebut.

“Juga dampak penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) sesudah libur Natal dan Tahun Baru sehingga mengurangi laju penularan,” lanjur dia.

Meski demikian, Budi mengatakan positivity rate Indonesia pada hari-hari normal pun masih tergolong tinggi karena berada pada kisaran di atas 20 persen.

Namun angka tersebut diduga tidak menggambarkan situasi penularan yang sesungguhnya.

Pasalnya, banyak rumah sakit dan laboratorium yang hanya mengirimkan data kasus positif dan tidak memberikan hasil pemeriksaan yang negatif kepada pemerintah pusat karena sistem pelaporan yang rumit.

Selain itu, ada kemungkinan positivity rate masih tinggi karena jumlah tes yang dilaksanakan masih kurang dan belum sebanding dengan jumlah penularan yang terjadi.

Pemerintah berencana menggunakan tes cepat antigen untuk mempercepat pelaksanaan tes dan penelusuran kontak.

“Dengan luasnya target pemeriksaan, diharapkan bahwa positivity rate yang ada lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya,” ujar Budi.(Anadolu Agency)

FOLLOW US