• News

GSP Rampung, Produk Indonesia Siap Tembus Pasar AS

Syafira | Sabtu, 14/11/2020 20:05 WIB
GSP Rampung, Produk Indonesia Siap Tembus Pasar AS Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga. (Foto: Biro Humas Kemendag)

Jakarta, katakini.com - Keberhasilan penyelesaian mekanisme review Generalized System of Preferences (GSP) menggembirakan pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Perdagangan.

Pasalnya dengan keberhasilan itu, peluang produk-produk Indonesia untuk menembus pasar Amerika Serikat (AS) semakin besar. Sebagai catatan, bahwa melalui mekanisme GSP, Indonesia menikmati keuntungan US$2,2 miliar pada 2018.

Wamendag Jerry Sambuaga yang diserahi tugas oleh Presiden Joko Widodo di bidang perjanjian perdagangan dan pengembangan ekspor termasuk yang paling berbahagia. Dia menyebut keberhasilan ini sebagai hasil bersama antar kementerian.

"Jajaran kami di Kementerian Perdagangan sangat bekerja keras untuk hasil ini. Tetapi tentu saja peran kementerian lain seperti Kemenko Perekonomian, Kemenko Marinvest, Kemenlu, Kementan, Kemenperin, Kominfo dan lain-lain tidak bisa dilewatkan," kata Wamendag Jerry Sambuaga pada Sabtu (14/11).

Ketika ditanya mengenai penyebab penyelesaian GSP kali ini berjalan alot, Jerry menjawab alotnya perundingan karena ada beberapa isu krusial yang menjadi perhatian bersama yang menyangkut perlindungan data transaksi, dan aturan impor produk pertanian.

Jerry mengatakan bahwa ia terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk menyelesaikan isu-isu tersebut. Tujuannya agar tercapai kesamaan pemahaman di antara mereka.

"Pada prinsipnya kita semua menempatkan kepentingan nasional dan kepentingan rakyat sebagai inti dari perundingan mengenai GSP. Hanya ada sedikit kesamaan paradigma yang harus dibentuk. Artinya hanya pendekatannya saja yang berbeda, tetapi semangatnya sama. Syukur, kita bisa mencapai kesepakatan," sambung dia.

Yang menarik menurut Jerry adalah bagaimana menegosiasikan kepentingan nasional itu. Jadi, perjalanan GSP bukan hanya mengenai bagaimana menyeragamkan pemahaman secara internal tetapi juga bagaimana berhadapan dengan mitra dagang.

Selama setahun terakhir, Wamendag mengatakan bahwa ia dan tim perunding Indonesia beberapa kali ia bertemu dengan pihak USTR dan Kementerian Pertanian Amerika Serikat. Ia mengibaratkan negosiasi sebagai seni berdialog.

"Dalam perundingan perdagangan wajar kalau setiap negara mengangkat kepentingan nasionalnya masing-masing. Bagaimana akhirnya kepentingan-kepentingan nasional itu bertemu itulah seninya. Ada mekanisme perundingan pada umumnya. Nah, perunding-perunding kita harus diapresiasi karena berhasil menyelesaikan perundingan dengan menjaga kepentingan nasional itu," terang Jerry.

Jerry mengatakan bahwa Presiden Jokowi sangat memberikan perhatian kepada isu GSP ini. Besarnya perhatian presiden terhadap penyelesaian GSP menurut Wamendag karena mengetahui benar apa manfaat GSP dan bagaimana seharusnya perundingan ini diselesaikan.

"Jadi Presiden sangat mengikuti kerja perundingan kita soal GSP. Bahkan saya kagum karena beliau paham detail-detailnya. Ketika saya menghadap beliau, beliau tanyakan isu-isu perundingan satu per satu dan biasanya beliau langsung tahu dan memberikan arahan bagaimana isu-isu diselesaikan," tambah Jerry.

Hampir bersamaan dengan terselesaikannya perundingan GSP, AS telah memilih Presiden baru yaitu Joe Biden. Mengenai hal ini Jerry tidak melihat perubahan posisi Indonesia secara mendasar kepada Amerika Serikat.

Perubahan-perubahan kebijakan Amerika Serikat menurut dia akan berubah karena perbedaan aliran ekonomi politik dari Partai Republik ke Partai Demokrat, tetapi Jerry yakin bahwa hal itu tidak akan mengganggu hubungan Indonesia dan Amerika Serikat.

"Siapapun presidennya, Indonesia dan Amerika Serikat adalah dua sahabat yang akan terus bermitra. Kita punya kesamaan kepentingan untuk mewujudkan perdamaian dunia, kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bersama," tutup penyuka budaya nasional tersebut.

FOLLOW US