Katakini.com - Proyek food estate di Kalimantan Tengah harus mempertimbangkan berbagai aspek, terutama ekonomi, sosial,dan ekologi. Hal ini penting agar mega proyek kedaulatan pangan itu mampu menjaga prinsip keberlanjutan.
"Jangan sampai ketika Indonesia memperingati kemerdekaan ke-100 justru terperangkap krisis pangan karena proyek `food estate` tidak mempertimbangkan keberlanjutannya, baik keberlanjutan ekologi, sosial, maupun ekonomi," kata Guru Besar IPB University Profesor Edi Santosa kepada wartawan di Jakarta, Rabu (16/9/2020).
Food estate adalah megaproyek pemerintah untuk meningkatkan areal penanaman komoditas pertanian yang dapat meningkatkan kuantitas pangan nasional. Mega proyek ini akan diterapkan di Kalimantan Tengah dengan lahan 1,4 juta hektare.
Edi menyarankan food estate agar dibangun dengan landasan yang kuat, seperti menyelesaikan koordinasi antarlembaga, ketersediaan sarana dan prasarana yang tepat dan memadai serta kesiapan sumber daya manusia.
"Lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga harus diikutkan supaya bisa memberikan peran di dalamnya," katanya.
Ia mengatakan proyek "food estate" juga harus didukung teknologi memadai seperti transportasi dan teknologi operasional. Teknologi harus didukung SDM yang memadai sehingga penyelenggaraan proyek efisien dan berhasil.