• News

Perangi Corona, IMF Kucurkan Bantuan US$50 Miliar

Budi Wiryawan | Kamis, 05/03/2020 15:19 WIB
Perangi Corona, IMF Kucurkan Bantuan US$50 Miliar China mengonfirmasi kasus kematian akibat virus korona di luar Kota Wuhan (Foto: science news)

Washington, Katakini.com - Dana Moneter Internasional (IMF) bakal kucurkan bantuan sebesar US$ 50 miliar (Rp 708,7 triliun) pada Rabu (4/3/2020) waktu setempat untuk membantu memerangi virus corona.

Dana bantuan itu difikuskan untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan pasar berkembang. Sebagian besar uang itu bebas bunga, dan sejumlah negara tidak perlu memiliki program yang sudah ada sebelumnya dengan IMF untuk berpartisipasi.

“Apa yang kami lakukan saat ini adalah meninjau kebutuhan keuangan masing-masing negara. IMF ingin terlibat dengan negara-negara ini untuk memastikan mereka mengetahui sumber dayanya, dan kami segera menanggapi mereka,” kata Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva kepada CNBC.

Sebanyak 90.000 kasus dikonfirmasi akibat corona di seluruh dunia. Epidemi ini telah menyebabkan pembatasan perjalanan yang di pusat ekonomi utama di Tiongkok dan Italia.

"IMF ingin dana bantuan tahap pertama ini digunakan untuk meningkatkan sistem perawatan kesehatan dan program stimulus fiskal yang ditargetkan membantu likuiditas," kata Georgieva.

IMF juga bekerja sama dengan Bank Dunia untuk membantu negara-negara mendapatkan beberapa peralatan medis, seperti masker dan peralatan pernapasan, yang digunakan untuk memerangi virus.

Bank Dunia mengumumkan program bantuan US$ 12 miliar pada Senin (2/3/2020) untuk membantu negara-negara miskin guna meningkatkan sistem kesehatan dan ekonomi dari epidemi corona.

Negara-negara di seluruh dunia juga harus mempertimbangkan untuk membuat langkah-langkah membantu perekonomian selama perlambatan ekonomi global, seperti memberi kredit untuk bisnis UKM dan program untuk membayar pekerja yang cuti bekerja. "Kami pikir sekarang saatnya untuk mengambil tindakan pencegahan sebelum wabah menjadi lebih parah," kata Georgieva.

FOLLOW US