• Bisnis

Ekonominya Diusik, Uni Eropa Siap Tarung di WTO

Rizki Ramadhani | Sabtu, 18/01/2020 12:08 WIB
Ekonominya Diusik, Uni Eropa Siap Tarung di WTO Duta Besar Uni Eropa untuk China, Nicolas Chapuis (Foto: Reuters)

Beijing, Katakini.com - Uni Eropa (UE) menegaskan, jika perjanjian perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China menciptakan "distorsi", maka, Negeri Biru tidak akan segan-segan memperkarakannya di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Duta Besar Uni Eropa untuk China, Nicolas Chapuis, mengatakan, Uni Eropa akan memantau pelaksanaan perjanjian perdagangan AS-China untuk memastikan tidak membahayakan perusahaan-perusahaan Negeri Biru.

"Menurut pendapat kami, target kuantitatif tidak kompatibel dengan WTO jika mengarah pada distorsi perdagangan, maka kami akan ke WTO untuk menyelesaikan masalah ini," kata Chapuis.

Ia juga mengatakan, selama pertemuan di Kementerian Luar Negeri China, ia sudah diberikan jaminan formal bahwa kesepakatan AS-China sama sekali tidak akan memberikan pengaruh pada bisnis Eropa.

Sebelumnya, Rabu (15/1), Presiden AS, Donald Trump menandatangani perjanjian perdagangan Fase Pertama dengan Wakil Perdana Menteri China, Liu He.

Kesepakatan itu sudah diumumkan pada Desember 2019, sebagai bagian dari upaya mengakhiri perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia, yang  mengguncang pasar dan memukul pertumbuhan global.

Dalam kesepatan tersebut, China akan mengimpor produk AS senilai USD200 miliar tambahan selama dua tahun, di atas tingkat yang diimpor pada 2017, termasuk tambahan 32 miliar dolar AS untuk barang-barang pertanian. Tiongkok juga berjanji akan meningkatkan perlindungan terhadap kekayaan intelektual AS.

AS telah berjanji untuk memangkas setengah dari tarif 15% yang dikenakan atas barang-barang konsumen China senilai 120 miliar dolar, seperti pakaian, pada bulan September.

Tetapi tarif ratusan miliar dolar dalam barang tetap berlaku, dua pertiga dari lebih dari 500 miliar dolar impor dari Cina.

Trump memprakarsai perang dagang terhadap Cina tahun lalu. Kedua negara sejak itu telah memberlakukan tarif miliaran dolar untuk barang satu sama lain. De-eskalasi parsial dalam ketegangan perdagangan disambut pasar keuangan.

FOLLOW US