JAKARTA - Madu sering dipandang sebagai cairan ajaib dengan sejuta manfaat. Ia disebut dalam Al-Qur’an sebagai obat bagi manusia dan sejak ribuan tahun lalu dimanfaatkan untuk kesehatan maupun pengobatan tradisional.
Kandungan gula alami, enzim, vitamin, dan mineral di dalamnya membuat madu dipercaya mampu meningkatkan energi, imunitas, hingga mempercepat penyembuhan luka.
Namun, tidak semua orang aman mengonsumsi madu. Ada kelompok tertentu yang justru berisiko jika mengonsumsinya tanpa pengawasan medis.
Berikut beberapa golongan orang yang disarankan untuk tidak atau berhati-hati dalam mengonsumsi madu:
1. Bayi di Bawah Usia Satu Tahun
Madu berpotensi mengandung spora Clostridium botulinum yang bisa menyebabkan infant botulism. Sistem pencernaan bayi yang belum matang membuat bakteri ini berkembang dan menghasilkan racun berbahaya.
2. Orang dengan Alergi terhadap Produk Lebah
Sebagian orang memiliki alergi pada madu, serbuk sari, atau komponen lebah. Gejalanya bisa berupa gatal, ruam kulit, pembengkakan, hingga kesulitan bernapas. Dalam kasus parah, bisa memicu reaksi anafilaksis.
3. Penderita Diabetes yang Tidak Terkontrol
Meski alami, madu tetap mengandung gula sederhana (glukosa dan fruktosa) yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Jika dikonsumsi berlebihan, kondisi ini berbahaya bagi penderita diabetes yang tidak menjalani terapi atau diet dengan baik.
4. Orang dengan Gangguan Pencernaan Tertentu
Mereka yang memiliki sindrom iritasi usus besar (IBS) atau malabsorpsi fruktosa sering mengalami perut kembung, diare, atau nyeri setelah mengonsumsi madu karena kandungan gulanya sulit dicerna.
5. Individu yang Menjalani Diet Rendah Gula Ketat
Madu mengandung kalori yang cukup tinggi. Bagi orang yang menjalani diet ketat untuk menurunkan berat badan atau mengontrol kadar gula, konsumsi madu tanpa batas bisa mengganggu program diet yang dijalankan.