Mendikdasmen Dorong Revitalisasi Sekolah Libatkan Tenaga Kerja Lokal

M. Habib Saifullah | Senin, 09/06/2025 16:05 WIB
Mendikdasmen Dorong Revitalisasi Sekolah Libatkan Tenaga Kerja Lokal Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti (Foto: Ist)

Jakarta, Katakini.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu`ti mendorong program revitalisasi sekolah dilakukan secara swakelola oleh masing-masing sekolah. Termasuk dalam hal ini melibatkan tenaga kerja lokal.

"Mekanisme ini diharapkan mendorong efisiensi, transparansi, serta meningkatkan pemberdayaan lokal melalui serapan tenaga kerja dan penggunaan bahan bangunan lokal," kata Mendikdasmen dalam keterangannya, dikutip pada Senin (9/6/2025).

Menteri Mu’ti mengatakan, beberapa satuan pendidikan yang berhasil menyelesaikan revitalisasi lebih awal, akan diusulkan untuk diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia.

"Program ini harus dilaksanakan dengan integritas dan semangat pelayanan. Setiap rupiah anggaran negara adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan secara transparan," ujar dia.

"Kami berharap seluruh proses selesai sesuai jadwal dan berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas layanan pendidikan di setiap daerah," imbuh dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, mengatakan bahwa program revitalisasi tahun ini menargetkan 10.440 satuan pendidikan, meliputi jenjang PAUD, SD, SMP, SMA/SMK, SKB/PKBM, dan SLB di seluruh Indonesia.

Sejauh ini, menurut hasil verifikasi dan validasi data bersama Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) dan Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), sebanyak 9.404 satuan pendidikan telah teridentifikasi sebagai calon penerima bantuan.

"Dari jumlah tersebut, 8.406 satuan pendidikan telah memenuhi syarat administrasi dan teknis untuk menandatangani perjanjian kerja sama tahap pertama," kata Gogot.

Gogot juga mengatakan, proses verifikasi dilakukan berbasis Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang telah divalidasi dan disesuaikan dengan kondisi faktual lapangan.

Kemudian sisanya, sekitar seribu satuan pendidikan masih dalam tahap penyempurnaan data dan akan ditetapkan dalam tahap berikutnya.