Jakarta, Katakini.com - Toleransi bukanlah konsep abstrak yang hanya relevan bagi orang dewasa. Justru, nilai ini perlu ditanamkan sejak anak-anak masih dalam usia tumbuh dan berkembang.
Di proses kehidupan yang beragam, baik secara budaya, agama, hingga perbedaan fisik dan latar belakang keluarga, toleransi menjadi pondasi penting untuk membentuk karakter anak yang empatik, adil, dan siap hidup berdampingan dengan siapa saja.
Mengenalkan toleransi pada anak bukan hanya tugas guru di sekolah, melainkan peran besar orang tua dan lingkungan sekitar. Berikut ini beberapa contoh sikap toleransi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari anak-anak:
1. Menghargai Perbedaan Pendapat dalam Bermain
Anak-anak sering berselisih saat bermain, entah karena beda pilihan permainan atau aturan main, momen seperti ini bisa menjadi pelajaran awal untuk mengajarkan toleransi.
Misalnya dengan meminta anak untuk mendengarkan pendapat temannya, belajar bergiliran, dan mencari jalan tengah tanpa harus menang sendiri.
2. Tidak Mengejek Teman yang Berbeda
Masih banyak anak yang tanpa sadar mengejek teman yang memiliki warna kulit berbeda, berbicara dengan logat tertentu, atau memiliki kebutuhan khusus.
Orang tua dan guru perlu menekankan bahwa perbedaan bukan bahan olok-olok, melainkan kekayaan yang patut dihormati.
3. Belajar Merayakan Hari Besar Agama Teman
Meskipun tidak merayakan, anak-anak bisa diajak untuk memahami dan menghormati perayaan agama teman-temannya—seperti memberi ucapan saat Idul Fitri, Natal, Waisak, atau Nyepi. Hal ini dapat memperluas wawasan anak dan menumbuhkan empati lintas keyakinan.
4. Bermain dengan Teman dari Latar Belakang Berbeda
Mendorong anak untuk berteman dengan siapa saja tanpa memilih-milih berdasarkan suku, ekonomi, atau gaya bicara juga merupakan bentuk toleransi sosial. Anak akan belajar bahwa semua orang berhak diperlakukan setara dan dihormati.
5. Membiasakan Menggunakan Bahasa yang Sopan dan Inklusif
Pemilihan kata seperti "kamu berbeda", "kamu aneh", atau "nggak kayak kita" bisa menanamkan sekat secara tidak sadar. Ajarkan anak untuk menggunakan kata-kata yang menyatukan dan tidak menyudutkan.
6. Menumbuhkan Rasa Peduli terhadap Sesama
Toleransi juga bisa diterapkan lewat tindakan kecil yang penuh kepedulian. Misalnya, saat ada temannya yang sedang sedih karena gagal lomba, anak bisa diajak untuk menghibur dan tidak mengolok-olok.