Ciri-ciri Takabbur dan Doa untuk Menghindarinya

M. Habib Saifullah | Minggu, 11/05/2025 05:11 WIB
Ciri-ciri Takabbur dan Doa untuk Menghindarinya Ilustrasi doa agar terhindari dari sifat takabbur (Foto: Unsplash/Majid Pogung Dalangan)

Jakarta, Katakini.com - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "takabbur", terutama dalam ceramah keagamaan atau kajian Islam. Takabbur merupakan salah satu sifat tercela yang sangat dikecam dalam ajaran Islam.

Sifat ini tidak hanya merusak hubungan antarmanusia, tapi juga menjadi penghalang seseorang dari petunjuk dan rahmat Allah SWT. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami apa itu takabbur, dari mana asal katanya, apa saja ciri-cirinya, dan bagaimana cara menghindarinya.

Secara bahasa, kata "takabbur" berasal dari bahasa Arab: تَكَبُّر (takabbur), yang bermakna menyombongkan diri atau merasa lebih tinggi daripada yang lain. Kata ini merupakan bentuk dari akar kata كَبُرَ (kabura) yang berarti besar.

Dalam konteks istilah, takabbur berarti merasa diri lebih hebat, lebih mulia, atau lebih baik daripada orang lain, hingga menganggap remeh atau merendahkan yang lain. Dalam Al-Qur`an, sifat takabbur disebutkan berulang kali sebagai salah satu sebab seseorang dijauhkan dari hidayah.

Salah satu contoh paling nyata dari takabbur dalam sejarah Islam adalah Iblis. Ketika Allah SWT memerintahkan seluruh makhluk untuk bersujud kepada Nabi Adam AS, Iblis menolak dengan alasan bahwa ia lebih baik karena diciptakan dari api, sementara Adam diciptakan dari tanah.

Inilah bentuk pertama takabbur yang diabadikan dalam Al-Qur`an. Allah berfirman:
"Aku lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS. Al-A`raf: 12)

Ciri-ciri orang yang memiliki sifat takabbur cukup mudah dikenali. Mereka biasanya sulit menerima nasihat, enggan mengakui kesalahan, merasa dirinya paling benar, dan suka merendahkan orang lain.

Takabbur juga bisa muncul dalam bentuk merasa lebih unggul dalam harta, ilmu, jabatan, atau bahkan ibadah. Sifat ini sering kali membuat seseorang terjerumus ke dalam kehancuran spiritual tanpa ia sadari.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Muslim: "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan." (HR. Muslim).

Ini menunjukkan betapa bahayanya sifat takabbur, bahkan dalam kadar yang sangat kecil sekalipun. Kesombongan membuat hati menjadi keras dan sulit menerima kebenaran, termasuk dari orang yang dianggap rendah.

Untuk menghindari sifat takabbur, seseorang harus terus melatih hati dengan kerendahan hati (tawadhu’), banyak merenung tentang kelemahan diri, serta memperbanyak syukur atas segala nikmat yang dimiliki.

Penting pula untuk menyadari bahwa semua kelebihan yang dimiliki adalah pemberian dari Allah, bukan semata hasil usaha pribadi. Kesadaran ini dapat menumbuhkan rasa tawakal dan menjauhkan diri dari kesombongan.

Dalam Islam, terdapat doa yang diajarkan untuk memohon perlindungan dari sifat takabbur. Doa ini bisa diamalkan setiap hari sebagai bentuk upaya menjaga hati dari sifat tercela. Berikut doa dalam bahasa Arab:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي وَمِنْ كِبْرِي وَعُجْبِي وَرِيَائِي

Allahumma inni a`udzu bika min syarri nafsi wa min kibri wa `ujbi wa riya-i.

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, dari kesombonganku, dari rasa banggaku, dan dari riya’ku.”