• Sains

Waspada, Satu dari Delapan Orang di Dunia Hidup dengan Obesitas

Yati Maulana | Sabtu, 10/05/2025 12:30 WIB
Waspada, Satu dari Delapan Orang di Dunia Hidup dengan Obesitas Ilustrasi penderita obesitas. (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2022, lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia hidup dengan obesitas. Angka itu, setara dengan satu dari delapan orang secara global.

Data ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun 1990, di mana prevalensi obesitas pada orang dewasa telah lebih dari dua kali lipat, dan pada anak-anak serta remaja usia 5–19 tahun meningkat empat kali lipat

Secara spesifik, pada tahun 2022, sekitar 2,5 miliar orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) mengalami kelebihan berat badan, dengan lebih dari 890 juta di antaranya hidup dengan obesitas. Hal ini berarti 43% orang dewasa mengalami kelebihan berat badan, dan 16% hidup dengan obesitas. Kenaikan ini terjadi secara merata antara pria dan wanita, dengan prevalensi tertinggi di kawasan Amerika, mencapai 67% .

Di kalangan anak-anak dan remaja usia 5–19 tahun, lebih dari 390 juta mengalami kelebihan berat badan pada tahun 2022, termasuk 160 juta yang hidup dengan obesitas. Prevalensi kelebihan berat badan pada kelompok usia ini meningkat dari 8% pada tahun 1990 menjadi 20% pada tahun 2022, dengan angka obesitas naik dari 2% menjadi 8% dalam periode yang sama .

WHO juga mencatat bahwa meskipun angka kekurangan gizi menurun secara global, tantangan gizi tetap ada, terutama di Asia Tenggara dan Afrika Sub-Sahara. Negara-negara dengan tingkat gabungan kekurangan gizi dan obesitas tertinggi pada tahun 2022 adalah negara-negara kepulauan di Pasifik dan Karibia, serta negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara .

Kondisi ini mencerminkan "beban ganda" malnutrisi, di mana obesitas dan kekurangan gizi terjadi bersamaan dalam populasi yang sama. Fenomena ini menimbulkan tantangan besar bagi sistem kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah yang sebelumnya lebih fokus pada penanganan kekurangan gizi .

Sebagai respons, WHO menyerukan tindakan global yang komprehensif, termasuk penerapan pajak pada produk tinggi gula, promosi makanan sehat di sekolah, dan peningkatan akses terhadap perawatan obesitas.

WHO juga menekankan pentingnya kerja sama sektor swasta dalam bertanggung jawab atas dampak kesehatan dari produk mereka, serta perlunya pendekatan multisektoral untuk mengatasi krisis obesitas ini.