• News

Hadapi Ancaman Siber dan Militer Korea Utara, Korsel dan AS Mulai Latihan Bersama

Yati Maulana | Senin, 19/08/2024 17:05 WIB
Hadapi Ancaman Siber dan Militer Korea Utara, Korsel dan AS Mulai Latihan Bersama Bendera Korea Selatan dan Amerika berkibar bersebelahan di Yongin, Korea Selatan, 23 Agustus 2016. Handout via REUTERS

SEOUL - Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan militer musim panas tahunan pada hari Senin, yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapan bersama mereka dalam menangkis senjata dan ancaman siber Korea Utara.

Latihan Ulchi Freedom Shield, yang akan berakhir pada 29 Agustus, dilakukan saat Korea Utara berlomba untuk memajukan program nuklir dan misilnya serta mencoba meluncurkan satelit pengintaian.

Latihan tersebut akan mencerminkan "ancaman nyata" di semua domain, termasuk ancaman rudal Korea Utara tetapi juga gangguan GPS, serangan siber, dan pelajaran lain yang dipelajari dari insiden baru-baru ini, kata militer kedua negara.

Korea Selatan akan secara terpisah melaksanakan latihan pertahanan sipil Ulchi yang dipimpin pemerintah secara bersamaan, di bawah skenario serangan nuklir oleh Korea Utara, kata para pejabat. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mendesak kesiapan menyeluruh terhadap Korea Utara, menyebutnya "negara paling gegabah dan tidak rasional di dunia.

"Seperti yang terlihat di Ukraina dan konflik di Timur Tengah, perang dapat pecah kapan saja," katanya dalam rapat kabinet.

"Sifat perang juga telah berubah dari masa lalu, yang dilakukan dalam bentuk hibrida yang memadukan perang reguler, tidak teratur, dan siber, dan bahkan opini publik dan perang psikologis menggunakan berita palsu."

Sekitar 19.000 tentara Korea Selatan akan ambil bagian, mirip dengan tahun lalu, dengan 48 putaran pelatihan lapangan gabungan, termasuk manuver lapangan, tembakan langsung, dan latihan amfibi yang akan diadakan, kata Yoon.

Pyongyang telah lama mengecam sekutu karena memicu ketegangan dengan latihan militer, menyebutnya sebagai latihan untuk perang nuklir.
Seoul dan Washington mengatakan latihan tersebut bersifat defensif dan merupakan respons terhadap ancaman Korea Utara.