• News

Tidak Ada Tanda-tanda Pelanggaran dalam Kecelakaan Helikopter Maut Presiden Iran

Yati Maulana | Sabtu, 25/05/2024 17:05 WIB
Tidak Ada Tanda-tanda Pelanggaran dalam Kecelakaan Helikopter Maut Presiden Iran Foto mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi bersama pejabat lain diabadikan saat acara penghormatan kepada mereka di kediaman Duta Besar Iran di Jakarta, Indonesia, 22 Mei 2024. REUTERS

DUBAI - Laporan awal oleh militer Iran mengatakan sejauh ini tidak ditemukan bukti pelanggaran atau serangan selama penyelidikan atas kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi, media pemerintah melaporkan pada Jumat.

Raisi, seorang garis keras yang dipandang sebagai calon penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, terbunuh ketika helikopternya jatuh dalam cuaca buruk di pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan pada hari Senin.

“Tanda-tanda tembakan atau sejenisnya tidak terlihat pada puing-puing helikopter (yang) jatuh di daerah dataran tinggi dan terbakar,” kata laporan yang dikeluarkan oleh staf umum angkatan bersenjata.

“Tidak ada hal mencurigakan yang terlihat dalam percakapan menara kontrol dengan awak pesawat,” tambahnya. Rincian lebih lanjut akan dirilis seiring dengan kemajuan penyelidikan, kata laporan itu.

Raisi dimakamkan di kota suci Mashhad yang dihuni umat Syiah pada hari Kamis, empat hari setelah kecelakaan yang juga menewaskan Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan enam orang lainnya.

Para ahli mengatakan Iran memiliki catatan keselamatan udara yang buruk, dengan kecelakaan berulang kali, banyak di antaranya melibatkan pesawat buatan AS yang dibeli sebelum revolusi Islam tahun 1979.

Teheran mengatakan sanksi AS telah lama menghalangi mereka membeli pesawat baru atau suku cadang dari Barat untuk memperbarui armada mereka yang sudah rusak.

Iran mengumumkan lima hari berkabung untuk Raisi, yang memberlakukan kebijakan Khamenei, menindak perbedaan pendapat publik dan mengambil tindakan keras terhadap masalah kebijakan luar negeri termasuk pembicaraan dengan Washington untuk menghidupkan kembali pakta nuklir Iran tahun 2015.

Televisi Israel pada hari Rabu menayangkan tayangan lima tentara wanita yang mengenakan piyama disita oleh orang-orang bersenjata Hamas dalam serangan tanggal 7 Oktober yang memicu perang Gaza.

FOLLOW US