• Bisnis

Masyarakat Pilih Belanja Bawang Merah di GPM NFA Karena Murah dan Berkualitas

Eko Budhiarto | Sabtu, 04/05/2024 11:20 WIB
Masyarakat Pilih Belanja Bawang Merah di GPM NFA Karena Murah dan Berkualitas Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) menggelar Gerakan Pasar Murah (GPM) bawang merah dan komoditas lain di wilayah Jakarta. (foto;NFA)

JAKARTA – Masyarakat memilih belanja bawang merah melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) karena murah dam berkualitas. NFA mengoordinasikan GPM sejak 29 April hingga 8 Mei dan dimasifkan di 63 titik area Jakarta dan 2 Pasar Mitra Tani Hortikultura (PMTH).

"Sesuai arahan Bapak Kepala Badan Pangan Nasional, kita mengadakan GPM, khususnya bawang merah, dalam menyikapi harga yang dalam waktu 2 minggu terakhir mengalami kenaikan cukup tinggi. Ini menjadi salah satu bentuk kehadiran pemerintah kepada masyarakat untuk memberikan bahan pangan pokok dengan harga yang lebih murah dan terjangkau," ujar Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) NFA Maino Dwi Hartono saat melakukan monitoring pelaksanaan GPM di Kantor Kelurahan Kalibata dan Susukan, Jumat (3/5/2024).

“Ini jadi kolaborasi NFA bersama Kementan, Pemprov Jakarta, BUMN, BUMD, beserta Champion Bawang Merah binaan Kementan. Tersedia lengkap ada 9 bahan pokok ya. Silakan masyarakat dapat mengunjungi GPM yang kami adakan. Ini masih sampai 8 Mei mendatang. Tentunya selain bawang merah, masyarakat bisa juga membeli komoditas pangan lainnya seperti beras, telur ayam, cabai merah keriting, cabai rawit merah hingga minyak goreng," lanjutnya.

Pada keterangan terpisah, seorang pedagang makanan bernama Eko Setyobudi mengungkapkan, bawang merah yang dibanderol dengan harga Rp 35.000 per kilogram (kg), kualitasnya lebih bagus dan terjangkau masyarakat.

"Belanja di sini lebih murah dan kualitas barang lebih bagus dan terjangkau. Sosialisasi keberadaan pasar dan program ini perlu lebih digencarkan, agar masyarakat sekitar dapat belanja dengan harga yang murah,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan Maryati, salah satu pembeli di PMTH Pasar Minggu. Ia sangat mengapresiasi GPM, khususnya bawang merah.

"Alhamdulillah, harga bawang merah di sini sangat murah, karena kalau di pasar bisa sampai Rp 65.000 - Rp 70.000 (per kg), di sini cuma Rp 35.000 (per kg). Kami sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini," kata Maryati. 

Sebelumnya, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, harga bawang merah akan mengalami penurunan dalam satu bulan ke depan. Hal itu diungkapkannya dalam keterangan pers di Istana Negara pada Rabu (24/4/2024).

"Jadi bawang merah itu dalam 30 hari, 40 hari ke depan kondisinya akan baik," ujar Arief. 

Adapun tren harga bawang merah dalam sepekan terakhir telah mengalami penurunan. Berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 29 April sampai 2 Mei 2024, rata-rata harga bawang merah nasional sebesar Rp 50.830 per kg. Ini mengalami penurunan dibandingkan pekan sebelumnya dimana rata-rata nasional mencapai Rp 52.920 per kg. 

Untuk diketahui, pada GPM bawang merah, bawang merah varietas batu ijo dijual dengan harga Rp 25.000 per kg, bima brebes Rp 35.000 per kg, dan brebes super Rp 40.000 per kg. Lalu bawang putih honan Rp 19.000 per 0,5 kg dan kaiting Rp 23.000 per 0,5 kg. Ada pula cabai merah keriting Rp 28.000 per 0,5 kg, cabai rawit merah Rp 18.000 per 0,5 kg, dan telur ayam Rp 28.000 per kg.

Selain itu, beras Food Station (FS) Long Grain kemasan 5 kg Rp 69.500, kemasan 4 kg Rp 55.500, dan kemasan 2,5 kg Rp 33.000. Lalu gula kristal putih FS kemasan Rp 17.000 per kg, tepung terigu Rp 12.000 per kg, dan minyak goreng merek Kita Rp 14.000. Tak ketinggalan, beras SPHP kemasan 5 kg Rp 58.000, beras premium merek Sukanassi kemasan 5 kg Rp 72.000, minyak goreng merek Rizki Rp 14.000, dan gula pasir merek Gulavit Rp 17.000. Untuk total omzet selama pelaksanaan GPM selama 29, 30 April, dan 2 Mei telah mencapai sekitar Rp 363 juta.

Lebih lanjut, sebagaimana rilis Badan Pusat Statistik (BPS), pada inflasi April 2024 bawang merah mengalami tekanan inflasi yang tertinggi secara bulanan sampai di angka 30,75 persen dengan andil 0,14 persen. Hal ini tersebab adanya bencana banjir di sentra produsen bawang merah di Jawa Tengah, sehingga memberi disrupsi stok di tingkat konsumen. Akan tetapi, komoditas pangan strategis lainnya seperti cabai merah mengalami deflasi 26,29 persen, cabai rawit deflasi 12,82 persen, telur ayam deflasi 5,80 persen, dan beras deflasi 2,72 persen.

 

 

FOLLOW US