• News

Diskusi Film The Way di Darunnajah Ungkap Perjuangan Masyarakat Tatar Krimea

Budi Wiryawan | Senin, 25/03/2024 15:40 WIB
Diskusi Film The Way di Darunnajah Ungkap Perjuangan Masyarakat Tatar Krimea Pondok Pesantren Darunnajah menyelenggarakan diskusi dan nonton film bersama yang menceritakan mengenai perjuangan kemanusiaan masyarakat muslim Tatar Krimea. (Foto: Ist)

JAKARTA - Dalam mengisi bulan suci ramadhan dengan berbagai giat positif terkait sejarah, Pondok Pesantren Darunnajah menyelenggarakan diskusi dan nonton film bersama yang menceritakan mengenai perjuangan kemanusiaan masyarakat muslim Tatar Krimea.

Diskusi mengundang langsung Mufti Murat Suleymanov, Ketua Religious Administration of Muslims of Ukraine (RAMU).

Film bertajuk ‘The Way’ menceritakan perjalanan panjang yang tak mudah bagi masyarakat Tatar Krimea untuk tetap bertahan di tanah leluhur mereka.

Siapapun yang menentang aneksasi ilegal di semenanjung Krimea akan menjadi sasaran pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang serius, penganiayaan, diskriminasi, dan stigmatisasi oleh otoritas penjajah Rusia.

“Saya harap kehadiran saya disini bisa menjadi jembatan silaturahmi untuk Indonesia dapat memberikan dukungan kepada masyarakat muslim Tatar Krimea, sangat sulit bagi umat muslim di sana untuk bisa merasakan kebebasan beribadah di tanah air sendiri," jelas Murat Suleymanov, Mufti Ukraina dan Krimea dalam keterangan tertulisnya pada Senin (25/3/2024).

Murat juga menambahkan keberadaan masuknya Rusia menyebabkan masalah besar bagi umat Islam di Ukraina. Pada fase ini banyak umat Islam yang ditangkap, dimasukkan penjara, bahkan dibunuh.

Banyak kitab Al Quran yang dibakar dan bahkan mereka juga merusak dan merubah masjid menjadi kandang maupun pemukiman penduduk Rusia yang bermigrasi ke semenanjung Krimea pasca aneksasi.

Menurut Murat terdapat lebih dari 1.000 masjid yang dirusak atau berubah fungsi semenjak 10 tahun lalu.

“Perjalanan panjang dan berliku ini telah menjadi ujian berat bagi masyarakat Tatar Krimea muslim untuk bertahan di tanah leluhur mereka. Mereka yang menentang aneksasi ilegal Krimea oleh Rusia telah menjadi sasaran serius pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), penganiayaan, diskriminasi dan stigmatisasi oleh otoritas penjajah Rusia," tambah Murat.

Seperti diketahui sebelumnya Film ‘The Way’ adalah karya dokumenter diproduksi oleh Suspilne Media yang didedikasikan untuk Hari Peringatan Korban Deportasi Tatar Krimea oleh rezim komunis Stalin pada tahun 1944 dan Hari Perjuangan untuk Hak-hak Bangsa Tatar Krimea.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Muhammad Irfanuddin Kurniawan, Wakil Rektor III Universitas Darunnajah. Irfan berharap para santri dapat lebih memahami isu deportasi dan kondisi yang terjadi negara Eropa Timur tersebut.

“Kami sangat berbela sungkawa atas hal yang terjadi. Kami dengan tangan terbuka ingin membantu saudara-saudara muslim di Ukraina yang terkena bencana. Bahkan kami mengundang para saudara muslim disana untuk datang ke Pondok Pesantren jika ingin belajar dan saling bertukar pikiran membagikan ilmu. sebagai salah satu bentuk kontribusi Darunnajah terhadap peperangan yang terjadi di Ukraina," tutur Irfanuddin.

“Sampai sekarang Ukraina masih melawan Rusia, karena ini adalah penjajahan, bukan hanya peperangan dimana mereka menganggap ini adalah bagian dari jihad yaitu membela negaranya sendiri, sedangkan posisi kita yaitu Indonesia, Indonesia harus mendukung penghapusan penjajahan, sesuai dengan kalimat ‘penjajahan di atas dunia harus dihapuskan’ maka penjajahan atas Ukraina terhadap Rusia harus dihapuskan,” ungkap Yanuardi Sukur, Penulis buku berjudul `Islam di Tatar Krimea`.

Melalui kisah yang ditampilkan dalam film tersebut, kita dapat melihat bagaimana mereka mengalami deportasi, kehilangan hak asasi manusia dan pembatasan hak kepemilikan rumah di tanah air mereka, ribuan orang dipaksa meninggalkan tanah air mereka dan diasingkan ke wilayah yang jauh, menyebabkan penderitaan yang mendalam dan trauma yang berkelanjutan bagi generasi mereka.

Tidak hanya itu, masyarakat Krimea Tatar juga menghadapi tantangan dalam menjaga identitas budaya dan agama mereka.

“Setelah melihat film tadi saya menjadi sadar memang ada satu strategi dakwah yang luar biasa yaitu dengan kebudayaan dan kemanusiaan bisa menjadi pengikat yang luar biasa atas kemanusiaan untuk bisa menyatukan antar bangsa. Semoga segera ada keadilan bagi masyarakat," tutup Irfanuddin.

FOLLOW US