• News

AS Tanggapi Serius soal Laporan Perilaku Buruk Dubesnya di Singapura

Yati Maulana | Minggu, 03/03/2024 01:01 WIB
AS Tanggapi Serius soal Laporan Perilaku Buruk Dubesnya di Singapura Seseorang memasang bendera AS dan Singapura sebelum kedatangan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Gedung Putih di Washington, AS, 2 Agustus 2016. Foto: REUTERS

WASHINGTON - Gedung Putih mengatakan pemerintah AS menanggapi dengan serius laporan pengawas internal bahwa duta besar AS untuk Singapura mengancam stafnya dan gagal menyerahkan biaya perjalanan sekitar $48.000 tepat waktu atau dengan dokumentasi yang tepat.

Duta Besar Jonathan Kaplan, yang ditunjuk secara politik, memiliki hubungan yang buruk dengan beberapa kementerian Singapura dan sering kali tidak siap menghadapi berbagai permasalahan, kata Kantor Inspektur Jenderal (OIG) Departemen Luar Negeri dalam sebuah laporan.

“OIG mendapati duta besar tersebut tidak mencontohkan integritas, membuat rencana strategis, berkolaborasi, atau berkomunikasi,” katanya. Pengawas mendesak Departemen Luar Negeri AS untuk menilai kepemimpinan dan manajemennya dan, jika perlu, “mengambil tindakan korektif.”

“Banyak staf menggambarkan ketakutan, dan bahkan ancaman langsung, akan pembalasan dari Duta Besar,” katanya. "Mereka menggambarkan sikapnya terhadap personel sebagai sikap yang meremehkan dan mengintimidasi."

Laporan tersebut mencatat pandangan duta besar bahwa "walaupun ada transisi yang sulit ketika dia menjabat, semangat kerja telah meningkat di bawah kepemimpinannya, dan dia yakin bahwa dia telah mendapatkan kepercayaan" dari stafnya.

"Presiden selalu ingin perwakilannya mengatur masyarakat dengan bermartabat dan hormat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan. “Dia merasa nyaman bahwa Departemen Luar Negeri menanggapi hal ini dengan serius.”

Laporan tersebut menyalahkan Kaplan, seorang pengusaha, karena gagal mengikuti prosedur dalam mempekerjakan konsultan yang menyerahkan tagihan sebesar $5.650 untuk "proyek penelitian furnitur" dan $4.250 untuk mendesain ulang kafetaria kedutaan.

Laporan tersebut menemukan bahwa Kaplan tidak mengikuti sebagian besar kebijakan perjalanan Departemen Luar Negeri, gagal menggunakan agen perjalanan yang terikat kontrak dengan pemerintah AS, dan mematuhi undang-undang AS yang mewajibkan penggunaan maskapai penerbangan AS.

“OIG menemukan kewajiban perjalanan yang belum dibayar senilai sekitar $48.000 sejak Desember 2021 yang tidak diajukan untuk penggantian atau tidak memiliki dokumentasi pendukung yang memadai untuk membayar klaim perjalanan,” katanya.

FOLLOW US