JAKARTA - Terkendala kondisi mandul, Kai Havertz mendapat banyak cibiran dari pecinta kulit bundar. Pemain 24 tahun itu merasa publik tidak menikmati keindahan sepakbola secara menyeluruh.

Hal itu tak lepas dari harga Havertz yang tergolong sangat mahal usai kepindahannya dari Chelsea ke Arsenal seharga 65 juta paun.

Ia kemudian mengawali kiprah dengan puasa gol dan baru menjebol gawang lawan pada 30 September atau pada pekan ketujuh Premier League. Gol itu pun didapatkan dari titik penalti.

Baru pada 25 November, atau pada pekan ke-13, Havertz mencetak gol dari permainan terbuka. Sejauh ini, gelandang timnas Jerman itu baru mengoleksi lima gol dan satu assist.

Catatan itu dianggap tak sesuai dengan harga yang dikeluarkan Arsenal. Tapi Manajer The Gunners Mikel Arteta melihatnya dengan berbeda, yang dibuktikan dengan kepercayaan untuk melakoni 32 pertandingan di seluruh ajang musim ini.

Havertz tak terlalu ambil pusing dengan kritik terkait minim kontribusi, khususnya gol, yang mengarah kepadanya. Baginya kontribusi tak melulu soal gol ataupun assist.

"Saya rasa memang begitu sekarang ini, orang-orang tak menonton pertandingannya, mereka cuma menonton gol-gol dan assist-assist dan kalau tak ada yang mencetak gol, mereka disebut main buruk," ujar Havertz dikutip Sky Sports.

"Tapi buat saya, saya tak mulai bermain bola karena itu. Tentu mencetak gol-gol itu hal terbaik, dan saya suka itu, tapi ada banyak hal berbeda yang harus dilakukan di pertandingan juga."

"Saya ingin mencetak gol-gol, saya ingin bikin assist dan itu adalah hal paling menyenangkan yang bisa dilakukan, jadi saya mencoba yang terbaik saja setiap laganya untuk itu," tambahnya.