• News

Bantah Adanya Islamofobia, PM Trudeau Kutuk Serangan Masjid di Kanada

Yati Maulana | Sabtu, 03/02/2024 13:01 WIB
Bantah Adanya Islamofobia, PM Trudeau Kutuk Serangan Masjid di Kanada Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbicara di Parliament Hill di Ottawa, Ontario, Kanada 29 Januari 2024. Foto: Reuters

ONTARIO - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengutuk serangan terhadap sebuah masjid di kota Mississauga di provinsi Ontario, yang sedang diselidiki sebagai kejahatan rasial. Para aktivis hak asasi manusia mengggambarkan sebagai bagian dari peningkatan Islamofobia.

Polisi mengatakan seseorang melemparkan dua batu melalui jendela masjid Mississauga pada hari Minggu, menjelang peringatan serangan masjid di kota Quebec yang menewaskan enam orang pada tahun 2017. CBC News mengatakan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut.

Islamofobia tidak memiliki tempat di komunitas kita mana pun,” kata Trudeau di X, membuka tab baru, yang sebelumnya bernama Twitter.
“Serangan terhadap masjid di Mississauga awal pekan ini – pada Hari Nasional Peringatan Serangan Masjid Kota Quebec dan Aksi Melawan Islamofobia – adalah tindakan pengecut, mengganggu, dan tidak dapat diterima. Saya mengutuk keras tindakan tersebut,” katanya.

Dewan Nasional Muslim Kanada mengatakan serangan tersebut merupakan "bagian dari peningkatan kebencian Islamofobia yang mengkhawatirkan di seluruh negeri."

Pada bulan November, pihak berwenang di Toronto mengatakan jumlah kejahatan kebencian antisemit dan anti-Muslim, yang membuka tab baru di kota terbesar Kanada, telah meningkat secara signifikan sejak dimulainya konflik Gaza.

Para aktivis hak asasi manusia mencatat, peningkatan antisemitisme dan Islamofobia di banyak bagian dunia sejak 7 Oktober ketika kelompok Islam Palestina Hamas menyerang Israel dan membunuh 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.

Sejak itu, Israel secara militer menyerang Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, menewaskan 27.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan meratakan sebagian besar daerah kantong padat penduduk di mana hampir seluruh dari 2,3 juta penduduknya mengungsi.

FOLLOW US