• News

Panggil Anies, DPR Ingin Urai Benang Kusut Revitalisasi TIM

Syafira | Kamis, 27/02/2020 12:08 WIB
 Panggil Anies, DPR Ingin Urai  Benang Kusut Revitalisasi TIM Kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) DKI Jakarta

Jakarta, Katakini.com - Komisi X DPR RI hari ini, Kamis (27/02/2020) memanggil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk mengurai benang kusut revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). Pembangunan pusat kesenian Jakarta tersebut memicu polemik berkepanjangan setelah muncul penolakan dari kalangan seniman.

Selain Anies, turut dipanggil juga Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto, dan Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz.

Rapat digelar di Ruang Sidang Komisi X DPR RI, Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Jakarta. Rapat ini dibuka oleh Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda pada 09.45 WIB.

Pada pembukaan rapat, Anies menyampaikan pembelaannya terhadap proyek ini. Anies menjelaskan alasan Jakpro ditunjuk sebagai pihak yang melakukan revitalisasi TIM.

"Tidak untuk mencari keuntungan, berbeda dengan badan usaha milik pemerintah. BUMN sebagai pelaksana konstitusi, di daerah BUMD sebagai pelaksana peraturan daerah, termasuk RPJMD, karena ada di dalam peraturan daerah. Jadi saya sampaikan sebagai awal mengapa kita tugaskan itu," ucap dia.

Setelah Anies bicara, DPR memberi kesempatan kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi. Politisi PDIP itu menyampaikan keluhan-keluhan para seniman terkait rencana Anies tersebut.

"Pak Gubernur ini idenya baik, tujuan baik, tapi implementasi enggak ketemu, kenapa? Harusnya diajak ngomong, diajak ngomong, diajak ngomong sampai ada kesepakatan," ucap Prasetio.

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta melakukan revitalisasi TIM. Proyek itu dimulai pada 3 Juli 2019 dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Proyek itu ditangani oleh BUMD PT Jakarta Propertindo dan ditarget rampung pada 2021.

Polemik bermula dari protes para kelompok seniman. Mereka menolak revitalisaasi karena situs seni dan budaya itu bakal dikomersialisasikan dengan pembangunan hotel bintang lima. Forum Seniman Peduli TIM melaporkan proyek itu ke Komisi X DPR RI pada 17 Februari 2020.

FOLLOW US