Empat tes yang ada, yang memeriksa keberadaan antibodi SARS-CoV-2 yang dikembangkan setelah infeksi atau dosis vaksin, juga dapat menginformasikan keputusan tentang perlunya booster untuk melindungi terhadap penyakit tersebut, katanya dalam sebuah pernyataan.
Obat, yang disebut AZD7442, mengurangi risiko pengembangan COVID-19 parah atau kematian hingga 50 persen pada pasien yang telah menunjukkan gejala selama tujuh hari atau kurang, memenuhi tujuan utama uji coba.
Prancis dan Italia juga telah memutuskan menghentikan pemberian vaksin. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, Prancis akan berhenti menggunakan vaksin tersebut menunggu penilaian dari regulator obat Uni Eropa yang dijadwalkan pada Selasa.
Pasien yang sebelumnya terinfeksi COVID-19 yang diberi dosis vaksin pertama mereka menunjukkan jenis tanggapan kekebalan yang kuat yang umumnya cenderung dimiliki orang setelah dosis penguat kedua mereka.