• News

AS Klaim Senjata yang Dikirim Iran untuk Memasok Pemberontakan Houthi di Yaman

Tri Umardini | Rabu, 17/01/2024 04:01 WIB
AS Klaim Senjata yang Dikirim Iran untuk Memasok Pemberontakan Houthi di Yaman Pejuang Houthi yang baru direkrut mengacungkan senjata api dalam upacara di akhir pelatihan mereka di Sanaa, Yaman pada 11 Januari 2024. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Angkatan Laut AS melaporkan bahwa mereka menyita senjata yang dikirim oleh Iran untuk memasok pemberontak Houthi di Yaman pekan lalu.

Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) mengumumkan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (16/1/2024) bahwa Angkatan Laut AS menemukan senjata tersebut dalam serangan malam hari terhadap sebuah kapal di Laut Arab pada 11 Januari 2024.

Iran telah membantah adanya kaitan dengan kampanye serangan Houthi di Laut Merah, yang telah mengganggu perdagangan global.

Penggerebekan terhadap sebuah perahu di dekat pantai Somalia pekan lalu mengungkap adanya senjata konvensional canggih yang “mematikan”, kata pernyataan itu. Rudal balistik dan komponen rudal jelajah buatan Iran disita oleh pasukan AS.

Penyitaan ini terjadi di saat meningkatnya kekerasan di wilayah tersebut terkait dengan perang Israel di Gaza.

Kelompok Houthi, yang menguasai sebagian besar pantai Laut Merah Yaman, telah menyerang kapal-kapal komersial yang menurut mereka terkait dengan Israel atau menuju pelabuhan Israel.

Diluncurkan pada bulan November, serangan tersebut, menurut kelompok Yaman, dimaksudkan untuk membela warga Palestina.

Setelah membentuk pasukan patroli gabungan, pasukan AS dan Inggris meningkatkan upaya mereka pekan lalu, dengan melakukan puluhan serangan terhadap sasaran Houthi.

Para pejabat AS mengatakan serangan itu secara signifikan melemahkan kapasitas Houthi, mengurangi kemampuan mereka menembakkan rudal dan meluncurkan drone.

Namun, sumber resmi yang dikutip Al Jazeera mengklaim bahwa kelompok tersebut masih mempertahankan tiga perempat dari kapasitasnya.

Pada hari Senin (15/1/2024), militer AS mengatakan bahwa kelompok pemberontak telah menyerang kapal kontainer milik dan dioperasikan AS dengan rudal balistik anti-kapal. Tidak ada korban luka atau kerusakan signifikan yang dilaporkan.

Serangan itu terjadi sehari setelah Houthi meluncurkan rudal jelajah ke kapal perusak AS.

Juru bicara Houthi Yahya Sarea mengatakan bahwa “semua kapal dan kapal perang Amerika dan Inggris yang terlibat dalam agresi terhadap negara kami” akan dianggap sebagai sasaran musuh, dan bersumpah bahwa tidak ada serangan yang luput dari hukuman.

Analis militer AS menyatakan bahwa senjata yang disita adalah jenis yang sama dengan yang digunakan oleh Houthi untuk menyerang kapal internasional di wilayah tersebut.

Meskipun mendukung kampanye Houthi secara retoris, Iran dengan tegas membantah tuduhan Washington bahwa mereka menyediakan senjata dan intelijen taktis kepada kelompok pemberontak Yaman.

Pernyataan tersebut menggambarkan penangkapan tersebut sebagai “penyitaan pertama senjata konvensional canggih (ACW) mematikan yang dipasok Iran kepada Houthi sejak awal serangan Houthi terhadap kapal dagang pada November 2023”.

“Ini adalah contoh lain bagaimana Iran secara aktif menyebarkan ketidakstabilan di seluruh kawasan yang merupakan pelanggaran langsung terhadap Resolusi Keamanan PBB 2216 dan hukum internasional,” kata Komandan CENTCOM Jenderal Michael Erik Kurilla.

Dia juga mencatat bahwa dua anggota Navy Seal yang sebelumnya dilaporkan hilang di laut terlibat langsung dalam operasi yang berujung pada penyitaan tersebut. (*)

 

FOLLOW US