• News

Disertai Boikot dan Kekerasan, AS Sebut Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil

Yati Maulana | Rabu, 10/01/2024 06:05 WIB
Disertai Boikot dan Kekerasan, AS Sebut Pemilu Bangladesh Tidak Bebas dan Adil Sheikh Hasina, Perdana Menteri Bangladesh yang baru terpilih, dalam pertemuan dengan pengamat dan jurnalis asing di Dhaka, Bangladesh, 8 Januari 2024. Foto: Reuters

WASHINGTON - Amerika Serikat mempunyai pandangan yang sama bahwa pemilu akhir pekan di Bangladesh tidak berlangsung bebas dan adil, kata Departemen Luar Negeri AS. Ia menambahkan bahwa Washington prihatin dengan laporan ketidakberesan pemilu dan mengutuk kekerasan yang terjadi.

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina meraih masa jabatan keempat berturut-turut, dengan partainya memenangkan hampir 75% kursi dalam pemilihan umum hari Minggu, 7 Januari 2024.

Namun oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) memboikot pemungutan suara tersebut dan jumlah pemilih yang hadir rendah.

“AS masih prihatin dengan penangkapan ribuan anggota oposisi politik dan laporan penyimpangan pada hari pemilu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada hari Senin.

“Amerika Serikat mempunyai pandangan yang sama dengan para pengamat lain bahwa pemilu ini tidak bebas atau adil dan kami menyesalkan tidak semua partai berpartisipasi.”

Partai Liga Awami yang berkuasa memenangkan 222 kursi dari 298 kursi, menurut hasil tidak resmi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Pemilu tersebut merupakan yang ke-12 di Bangladesh sejak kemerdekaan dari Pakistan pada tahun 1971.

Kelompok-kelompok hak asasi manusia telah memperingatkan akan adanya pemerintahan satu partai oleh Liga Awami pimpinan Hasina di negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta orang itu.

Putri Sheikh Mujibur Rahman, pendiri Bangladesh, Hasina, 76, pertama kali menjadi perdana menteri pada tahun 1996.

Hasina mengecilkan boikot oposisi dan mengatakan tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian.

FOLLOW US