• News

Alaska Airlines Hentikan Armada Boeing 737 Max 9 Setelah Jendela Udara Meledak

Tri Umardini | Minggu, 07/01/2024 03:01 WIB
Alaska Airlines Hentikan Armada Boeing 737 Max 9 Setelah Jendela Udara Meledak Boeing 737 Max 9 di fasilitas produksi di Renton, Washington, Amerika Serikat. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Alaska Airlines menghentikan armada pesawat Boeing 737 Max 9 setelah jendela dan bagian badan pesawat meledak di udara.

Hal itu memaksa pendaratan darurat di Portland, di negara bagian Oregon, AS.

Insiden itu terjadi tak lama setelah lepas landas pada hari Jumat (5/1/2024) dan lubang menganga menyebabkan tekanan kabin berkurang.

Data penerbangan menunjukkan pesawat naik ke ketinggian 16.000 kaki (4.876 meter) sebelum kembali ke Bandara Internasional Portland.

Maskapai tersebut mengatakan Penerbangan 1282 – yang menuju Ontario, California – mendarat dengan selamat dengan 174 penumpang dan enam awak.

CEO Ben Minicucci mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa maskapai tersebut telah “memutuskan untuk mengambil langkah pencegahan dengan menghentikan sementara armada 65 pesawat Boeing 737-9 kami”.

Setiap jet akan dikembalikan ke layanan setelah pemeliharaan penuh dan inspeksi keselamatan, yang menurut Minicucci akan diselesaikan oleh maskapai dalam beberapa hari.

Alaska Airlines belum memberikan informasi lebih lanjut mengenai kemungkinan penyebabnya, namun Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat dan Administrasi Penerbangan Federal (FAA) mengatakan mereka akan menyelidiki insiden tersebut.

Boeing 737 Max 9 baru yang terlibat dalam insiden tersebut dikirim pada akhir Oktober ke Alaska Airlines dan disertifikasi pada awal November, menurut data FAA.

Pabrikan pesawat AS Boeing mengatakan pihaknya mengetahui pendaratan darurat tersebut, berupaya mengumpulkan lebih banyak informasi dan siap mendukung penyelidikan.

Max adalah versi terbaru Boeing 737 dan mulai beroperasi pada Mei 2017.

Semua jet Boeing 737 Max dilarang terbang di seluruh dunia selama hampir dua tahun setelah dua kecelakaan: yang pertama di Indonesia pada Oktober 2018 menewaskan 189 orang, dan pesawat kedua jatuh lima bulan kemudian di Ethiopia, menewaskan 157 orang.

Pesawat diizinkan terbang kembali setelah Boeing merombak sistem kontrol penerbangan otomatis yang salah aktif dalam kedua kecelakaan tersebut.

Boeing sedang menunggu sertifikasi untuk jet 737 Max-7 yang lebih kecil dan Max-10 yang lebih besar.

FAA telah meneliti Max dengan cermat selama bertahun-tahun. Pada tahun 2021, dikatakan bahwa mereka melacak semua pesawat 737 Max menggunakan data satelit. (*)

 

FOLLOW US