• Info MPR

Bamsoet Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karakter Bangsa

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 17/12/2023 22:35 WIB
Bamsoet Tegaskan Pentingnya Pendidikan Karakter Bangsa Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di lima kecamatan di Kabupaten Kebumen, Minggu (17/12/23). (Foto: Humas MPR)

KEBUMEN - Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan pentingnya pendidikan karakter bangsa mengingat arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang mengakibatkan terjadinya degradasi moral. Arus globalisasi telah menggelontorkan nilai-nilai asing yang dipandang lebih maju dan modern secara membabi buta. Gadget kaya fitur, seperti smartphone, telah membuat anak-anak cenderung anti sosial.

"Degradasi moral adalah sebagian dari sekian banyak persoalan yang dihadapi seiring laju perkembangan zaman. Hal itu terjadi akibat masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama secara komprehensif. Ajaran agama dimaknai secara sempit, tergerusnya sikap toleransi, berkembangnya paham ekstremis bahkan munculnya sikap dan perilaku yang menegasikan Pancasila sebagai dasar negara," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di lima kecamatan di Kabupaten Kebumen, Minggu (17/12/23).

Bamsoet menjelaskan, terpinggirkannya ideologi bangsa tercermin dari hasil survei Setara Institute dan Forum on Indonesian Development (INFID) yang dirilis pada Mei 2023. Sekitar 83,3 persen pelajar SMA berpendapat bahwa Pancasila dapat diganti.

Sebelumnya, Survei Komunitas Pancasila Muda pada tahun 2020 menunjukan sekitar 19,5 persen generasi muda menganggap Pancasila hanya sekedar istilah yang tidak dipahami maknanya. Sedangkan Survei SMRC pada 2022 memperlihatkan bahwa dari tingkat yang paling elementer sekalipun, pengetahuan dasar masyarakat tentang Pancasila masih belum optimal.

"Teknologi informasi turut memiliki andil terjadinya degradasi moral. Keasyikan berselancar di dunia maya telah merenggut waktu-waktu bersama keluarga, yaitu waktu di mana nilai-nilai kearifan lokal kita diajarkan. Dampaknya, nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong, adab sopan santun, penghormatan terhadap adat dan budaya, menjadi `barang asing` bagi generasi muda bangsa," kata Bamsoet.

Bamsoet menambahkan untuk membangun benteng ideologi haruslah termanifestasi pada langkah-langkah yang terintegrasi pada semua lini. Penanaman nilai-nilai Pancasila harus menyentuh segenap elemen bangsa, mengisi seluruh dimensi ruang publik, serta hadir konsisten dalam ruang akademik.

"Guna membangun generasi bangsa yang berhati Indonesia dan berjiwa Pancasila, dibutuhkan komitmen dan kesadaran kolektif dari segenap elemen bangsa untuk bahu-membahu, bergotong royong, bekerja sama dan bekerja bersama, serta mengedepankan prinsip sinergi dan kolaborasi. Harus menjadi kesadaran kolektif bahwa proses internalisasi dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila harus dilakukan secara masif, sehingga menjangkau seluruh elemen masyarakat," ujarnya.

FOLLOW US