JAKARTA - Seringkali kita lalai dan lupa. Gemerlap pernak-pernik dunia nan begitu memanja bagi sepasang mata kerap membuat kita lalai untuk senantiasa mengingat dan berdzikir kepada Sang Pencipta.

Kenyamanan, ketentraman dan kelapangan hidup yang kita rasakan di dunia kerap membuat kita lupa untuk bermunajat dan berdzikir kepada-Nya. Lantas ketika suatu permasalahan tiba, atau suatu musibah menimpa, barulah pada saat yang sulit itu kita ingat akan eksistensi Allah ﷻ, kemudian berdoa dengan begitu tulus dan ikhlas. Kemudian ketika Allah ﷻ sudah menjawab doa-doa kita dan segala permasalahan sudah terselesaikan,  lantas dunia dan gemerlap indahnya kembali menipu kita. Lalu kita kembali lupa dengan Allah ﷻ dan hanya akan ingat lagi ketika musibah lain sedang menimpa.
Seakan-akan Allah ﷻ hanya ada pada saat keadaan sulit saja. Kemirisan ini ternyata bukanlah suatu hal yang baru, bahkan Allah ﷻ sudah menyebutkannya dalam surat Yunus, Allah ﷻ berfirman:

جَاۤءَتْهَا رِيْحٌ عَاصِفٌ وَّجَاۤءَهُمُ الْمَوْجُ مِنْ كُلِّ مَكَانٍ وَّظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ اُحِيْطَ بِهِمْۙ دَعَوُا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۚ لَىِٕنْ اَنْجَيْتَنَا مِنْ هٰذِهٖ لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الشّٰكِرِيْنَ  فَلَمَّآ اَنْجٰىهُمْ اِذَا هُمْ يَبْغُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ
“Tiba-tiba datanglah badai dan gelombang menimpanya dari segenap penjuru, dan mereka mengira telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah semata. (Seraya berkata), “Sekiranya Engkau menyelamatkan kami dari (bahaya) ini, pasti kami termasuk orang-orang yang bersyukur.” Tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka, malah mereka berbuat kezaliman di bumi tanpa (alasan) yang benar.”(QS. Yunus: 22 - 23)

Seuntai nasihat indah pernah Rasulullah ﷺ sampaikan mengenai hal ini. Kala itu Rasulullah ﷺ sedang membonceng seorang sahabat mulia bernama ‘Abdullah Ibnu Abbas yang pada saat itu masih berusia kecil. Sembari memboncengnya Rasulullah ﷺ menyampaikan beberapa nasihat kepada Ibnu Abbas yang layak kita petik hikmahnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:
اِحفظِ اللهَ تَجٍدْهُ أَمَامَكَ، تَعَرَّفْ إلى اللهِ في الرَّخاءِ يَعرِفْكَ في الشّدةِ
“Jagalah Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu, ingatlah Allah dalam keadaan engkau lapang, niscaya Dia akan mengingatmu dalam keadaan sulit” (HR. Tirmiddzi)

Maksud dari perkataan tersebut adalah, jika kita senantiasa mengingat Allah ﷻ, baik itu dalam keadaan lapang maupun keadaan sulit, maka Allah ﷻ pun akan senantiasa mengingat kita, baik itu dalam keadaan lapang maupun keadaan sulit. Jika Allah ﷻ mengingat kita, maka Dia akan senantiasa memberikan kebaikan berupa nikmat dan karunia-Nya kepada kita.

Allah ﷻ berfirman:
لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 7)

Dan jika kita sedang tertimpa musibah, maka Allah ﷻ telah menjamin bahwa Dia akan memberikan jalan keluarnya.

Allah ﷻ berfirman:
وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. At-talaaq: 2-3)

Maka sudah selayaknya bagi kita seorang muslim untuk senantiasa meningat Allah ﷻ di setiap keadaan. Ketika kita senang maupun sedih, ketika kita tertawa maupun menangis, ketika kita dalam keadaan mudah maupun susah, sudah sepantasnya kita selalu dan senantiasa mengingat Allah ﷻ.

Banyak cara agar kita dapat senantiasa mengingat Allah ﷻ, diantaranya seperti membiasakan diri untuk membasahi lisan dengan dzikir, mengisi waktu luang dengan sholawat atau membaca Al-Qur’an, rutin beribadah baik yang wajib maupun yang sunnah, dan lain sebagainya. Ingatlah bahwa jika kita mengingat Allah ﷻ, Dia akan mengingat kita.

Allah ﷻ berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu”(QS. Al-Baqarah: 152)

(Kontributor: Laksana Ibrahim, Alumni Pesantren Islam Al Isyad, Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah)