• News

Dukung Israel, Joe Biden akan Disingkirkan Komunitas Muslim AS di Pemilu 2024

Tri Umardini | Senin, 04/12/2023 02:01 WIB
Dukung Israel, Joe Biden akan Disingkirkan Komunitas Muslim AS di Pemilu 2024 Dukung Israel, Joe Biden akan Disingkirkan Komunitas Muslim AS di Pemilu 2024. (FOTO: X)

JAKARTA - Para pemimpin Muslim Amerika di beberapa negara bagian penting pada hari Sabtu (2/12/2023) berjanji untuk menggalang komunitas mereka menentang upaya Presiden Joe Biden untuk terpilih kembali karena dukungannya yang teguh terhadap perang Israel di Gaza.

Kampanye #AbandonBiden dimulai ketika warga Muslim Amerika di Minnesota menuntut Joe Biden menyerukan gencatan senjata pada tanggal 31 Oktober 2023, dan telah menyebar ke Michigan, Arizona, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida.

“Konferensi #AbandonBiden 2024 ini diadakan dengan latar belakang pemilihan presiden tahun 2024 mendatang dan keputusan untuk menarik dukungan kepada Presiden Joe Biden karena keengganannya menyerukan gencatan senjata dan melindungi orang-orang tak berdosa di Palestina dan Israel,” kata kelompok tersebut kepada outlet berita AS Aksio dalam sebuah pernyataan.

Penentangan dari populasi Muslim dan Arab Amerika yang cukup besar dapat menimbulkan tantangan terhadap prospek Electoral College presiden pada pemilu mendatang.

Presiden dan wakil presiden AS dipilih oleh sekelompok “elektor” yang sebagian besar dipilih oleh partai politik di negara bagian tersebut.

“Kami tidak punya dua pilihan. Kami punya banyak pilihan,” kata Jaylani Hussein, direktur Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang Minnesota, pada konferensi pers di Dearborn, Michigan, ketika ditanya tentang alternatif Joe Biden.

Politik AS didominasi oleh dua partai – Demokrat dan Republik – namun kandidat independen juga dapat mencalonkan diri sebagai presiden.

Mantan profesor Harvard dan filsuf kulit hitam terkemuka Cornel West, yang mencalonkan diri sebagai kandidat independen, menyerukan gencatan senjata di Gaza dan mengutuk pendudukan Israel di Palestina.

Jill Stein, yang ikut serta dalam platform Partai Hijau, juga menyerukan gencatan senjata di Gaza. Dia adalah kandidat pada tahun 2016 dan juga 2012.

Namun, masuknya sumbangan swasta ke dalam sistem politik Amerika berarti bahwa kandidat independen dengan dana lebih kecil memiliki peluang sukses pemilu yang lebih kecil dibandingkan dengan kandidat dari dua partai besar.

Para pejabat AS dan Israel telah menolak tekanan untuk menghentikan pertempuran secara permanen, dan Wakil Presiden AS Kamala Harris pada hari Sabtu juga menegaskan pernyataan Joe Biden bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.

Setidaknya 15.207 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Di Israel, jumlah korban tewas resmi mencapai sekitar 1.200 orang.

Menurut data terbaru dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) PBB, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah Palestina, hingga 23 November, serangan Israel telah merusak lebih dari separuh rumah di Gaza.

Pada hari Jumat, Israel kembali melakukan pemboman terhadap Gaza setelah gencatan senjata selama tujuh hari, menargetkan kamp-kamp pengungsi dan menyebabkan rumah sakit yang tersisa kewalahan.

Setidaknya 700 orang tewas dalam pemboman Israel yang tiada henti dalam 24 jam terakhir.

`Bukan Trump`

Muslim Amerika mengatakan mereka tidak mengharapkan mantan Presiden Donald Trump akan memperlakukan komunitas mereka dengan lebih baik jika terpilih kembali, namun menganggap penolakan suara Joe Biden sebagai satu-satunya cara mereka untuk membentuk kebijakan AS.

“Kami tidak mendukung Donald Trump,” katanya, seraya menambahkan bahwa komunitas Muslim akan memutuskan bagaimana cara mewawancarai kandidat lainnya.

Masih harus dilihat apakah para pemilih Muslim akan menentang Joe Biden secara massal, tetapi perubahan kecil dalam dukungan dapat membuat perbedaan di negara-negara bagian yang dimenangkan Joe Biden dengan selisih tipis pada tahun 2020.

Sebuah survei baru-baru ini mengungkapkan adanya penurunan dukungan terhadap Joe Biden secara signifikan di kalangan Arab-Amerika, turun dari mayoritas besar pada tahun 2020 menjadi hanya 17 persen.

Pergeseran ini dapat berdampak penting di negara-negara bagian seperti Michigan, di mana Joe Biden memperoleh kemenangan dengan selisih 2,8 poin persentase, dan warga Amerika keturunan Arab memperoleh 5 persen suara, menurut Arab American Institute.

Di kalangan masyarakat umum, jajak pendapat menunjukkan sebagian besar warga AS mendukung diakhirinya perang Israel di wilayah kantong yang terkepung tersebut. (*)

 

FOLLOW US