• News

Truk Bahan Bakar Pertama Sejak Dimulainya Perang Israel-Hamas Memasuki Gaza

Tri Umardini | Kamis, 16/11/2023 06:01 WIB
Truk Bahan Bakar Pertama Sejak Dimulainya Perang Israel-Hamas Memasuki Gaza Truk bahan bakar berbendera PBB bergerak menuju perbatasan Rafah pada 16 Oktober 2023, selama perang Israel-Hamas. (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Truk pertama yang mengirimkan bahan bakar ke Jalur Gaza sejak perang dimulai telah tiba di daerah kantong yang terkepung tersebut.

Truk bahan bakar diesel tersebut tiba di Gaza melalui perbatasan Rafah dengan Mesir, Rabu (15/11/2023).

Namun, hal itu “sama sekali tidak cukup”, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), seraya menambahkan bahwa penggunaan bahan bakar tersebut telah “dibatasi” oleh Israel.

“Baru saja menerima 23,027 LT [6,083 galon] bahan bakar dari Mesir (setengah kapal tanker) – namun penggunaannya telah dibatasi oleh otoritas Israel – hanya untuk mengangkut bantuan dari Rafah,” ujar Tom White, direktur Urusan UNRWA di Jalur Gaza, katanya dalam sebuah postingan di X.

“Tidak ada bahan bakar untuk air atau rumah sakit. Ini hanya 9% dari apa yang kita butuhkan setiap hari untuk mempertahankan aktivitas penyelamatan nyawa,” lanjutnya.

“Ini setara dengan setengah truk! Tidak cukup sama sekali. Dibutuhkan lebih banyak lagi. Bahan bakar digunakan sebagai senjata perang, hal ini harus dihentikan,” kata UNRWA pada X.

Israel telah memberlakukan pengepungan total terhadap Gaza sejak serangan bulan lalu di Israel selatan oleh Hamas.

Pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah terbatas telah dilintasi dari Mesir ke Gaza sejak 21 Oktober, namun Israel menolak membiarkan bahan bakar masuk.

Pada hari Selasa, mereka memberikan persetujuan untuk 24.000 liter (6.340 galon) solar untuk diizinkan masuk ke Gaza, namun hal ini hanya diperuntukkan bagi truk-truk PBB dan bukan untuk rumah sakit di Gaza, yang tutup karena tidak mempunyai bahan bakar untuk menggerakkan generator mereka.

Bahan bakar tersebut dikirim ke PBB “untuk memfasilitasi pengiriman bantuan setelah truk-truk di pihak Palestina berhenti beroperasi karena kekurangan bahan bakar”, sebuah sumber di Mesir mengatakan kepada kantor berita Agence France-Presse.

Unit Kementerian Pertahanan Israel yang menangani urusan sipil Palestina telah mengatakan sebelumnya: “Truk PBB yang mengangkut bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah akan diisi bahan bakar di penyeberangan Rafah, sesuai permintaan AS.”

Kekurangan bahan bakar telah menyebabkan atau berkontribusi pada penutupan rumah sakit, toko roti, stasiun pompa limbah, pabrik desalinasi air dan sumur air serta mengancam penutupan pusat data telekomunikasi dan titik koneksi dalam waktu 48 jam, kata PBB, Selasa (14/11/2023).

Dua perusahaan telekomunikasi utama Gaza, Paltel dan Jawwal, pada hari Rabu memperingatkan akan adanya “pemadaman telekomunikasi total dalam beberapa jam mendatang” di Jalur Gaza karena kekurangan bahan bakar.

Setelah truk bahan bakar pertama masuk, para saksi mata mengatakan kepada media bahwa dua truk lagi menunggu di perbatasan Rafah di sisi Mesir, namun tidak jelas kapan mereka akan masuk.

“Memiliki bahan bakar untuk truk saja tidak akan menyelamatkan nyawa,” Philippe Lazzarini, komisaris jenderal UNRWA, mengatakan dalam sebuah postingan di X.

“Seluruh operasi kami sekarang berada di ambang kehancuran. Pada akhir hari ini, sekitar 70% penduduk di Gaza tidak memiliki akses terhadap air bersih.”

Badan-badan bantuan di Gaza mengatakan kekurangan bahan bakar yang kronis telah menghambat upaya pengiriman makanan, air dan obat-obatan kepada warga Palestina di Gaza, yang dikepung ketika Israel mengobarkan perang yang telah menewaskan sedikitnya 11.200 orang.

Pengeboman dan serangan darat Israel menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 warga Israel.

Pada hari Selasa, 91 truk yang membawa makanan, obat-obatan, air kemasan, selimut dan tenda memasuki Gaza dari Mesir, namun PBB mengatakan pengiriman sejak 21 Oktober – total 1.187 truk – hanya dapat memenuhi sebagian kecil dari kebutuhan Gaza.

Distribusi bantuan sebagian besar terhenti karena kekurangan bahan bakar, katanya. (*)

FOLLOW US