• News

Pemboman di Gaza, Belize Tangguhkan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Tri Umardini | Kamis, 16/11/2023 04:01 WIB
Pemboman di Gaza, Belize Tangguhkan Hubungan Diplomatik dengan Israel Asap mengepul dari Gaza pada 15 November 2023. Pemboman di Gaza, Belize Tangguhkan Hubungan Diplomatik dengan Israel (FOTO: REUTERS)

JAKARTA - Belize telah menangguhkan hubungan dengan Israel karena “pemboman tanpa pandang bulu” di Jalur Gaza, yang terbaru dalam serangkaian teguran diplomatik terhadap Tel Aviv.

Pemerintah Belize mengumumkan pada hari Selasa (14/11/2023) bahwa mereka menarik duta besarnya dan mencabut permintaan akreditasi konsul kehormatannya di Tel Aviv.

Belmopan mengeluarkan pernyataan yang mengecam serangan “tanpa henti” militer Israel terhadap wilayah kantong Palestina yang terkepung dan memblokir bantuan.

“Pemerintah Belize telah berulang kali mengutuk tindakan [militer Israel] di Gaza”, kata pernyataan pemerintah.

“Kami telah meminta Israel untuk segera menerapkan gencatan senjata dan mengizinkan akses tanpa hambatan terhadap pasokan kemanusiaan ke Gaza.

“Meskipun ada permintaan kami, Israel belum menghentikan pelanggarannya terhadap hukum kemanusiaan internasional atau mengizinkan pekerja bantuan untuk meringankan penderitaan jutaan orang,” lanjut pernyataan itu.

Keputusan Belize mengikuti langkah serupa yang dilakukan beberapa negara bagian Amerika Latin lainnya.

Bolivia memutuskan hubungan dengan Israel pada 1 November, sementara Kolombia, Chile dan Honduras telah menarik duta besar mereka.

Perpecahan juga semakin mendalam antara Tel Aviv dan beberapa negara Timur Tengah dan Afrika.

Turki, Bahrain, Yordania, Chad, dan Afrika Selatan semuanya telah menarik diplomat utama mereka sejak perang pecah.

Serangan mendadak yang dilakukan kelompok Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 240 orang, kata Israel.

Israel sejak itu melancarkan pemboman dan invasi darat yang menghancurkan ke Gaza, menewaskan sedikitnya 11.320 orang, termasuk ribuan anak-anak, menurut para pejabat Gaza.

Perang yang berlangsung selama 40 hari ini telah menyebabkan 1,5 juta warga Palestina mengungsi, menghancurkan sebagian besar infrastruktur di wilayah tersebut dan memicu krisis kemanusiaan yang parah, kata para pekerja bantuan. (*)

 

FOLLOW US