Nasional - Pada suatu sore yang mendung, tangisan seorang budayawan terkenal, Goenawan Mohamad atau GM, telah mengguncang dunia politik dan masyarakat Indonesia. Kekecewaannya terhadap Presiden Joko Widodo, yang diungkapkannya dengan tulus, telah menjadi perbincangan yang hangat dan mengundang beragam pandangan. Namun, pertanyaan yang muncul adalah apakah tangisan GM adalah ekspresi tulus dari kekecewaan pribadi atau hanya sebuah "gimmick" politik? Artikel ini akan mencoba menjelaskan isu kompleks ini.

Direktur Eksekutif Perhimpunan Advokat Pro Demokrasi (PAPD), Agus Rihat Manalu, dengan tegas menyatakan bahwa tangisan GM adalah semacam "gimmick" politik. Menurut Agus, GM telah lama dikenal sebagai tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam membentuk opini publik, terutama di sekitar periode pemilihan umum. Agus menunjukkan bahwa GM telah secara tegas menyampaikan pandangan negatif terhadap Prabowo dalam Pilpres 2014 dan 2019, dan bahkan pernah menyatakan Jokowi sebagai presiden terbaik dalam sejarah Indonesia.

Namun, dengan mendekati pemilu lagi, sikap GM tiba-tiba berubah. Tangisan kecewa terhadap Jokowi menjadi sorotan. Agus berpendapat bahwa GM mungkin hanya memanfaatkan momen ini untuk mempengaruhi opini publik menjelang akhir masa jabatan presiden.

 

Penting untuk diingat bahwa GM sebelumnya terkesan mendukung calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo. GM telah memuji karya-karya Ganjar dan terlihat sebagai pendukungnya. Namun, apa yang mendorong GM untuk berubah dari dukungan terhadap Ganjar menjadi kekecewaan terhadap Jokowi, terutama menjelang akhir masa jabatan presiden?

 

Isu utama di sini adalah objektivitas GM. Apakah tangisannya adalah ekspresi jujur dari kekecewaan yang ia rasakan terhadap kinerja Jokowi, atau hanya sebuah tindakan politik untuk menggiring opini publik? Jawaban atas pertanyaan ini mungkin hanya diketahui oleh GM sendiri.

 

Dalam demokrasi yang sehat, penting bagi warga negara untuk dapat menyuarakan pendapat mereka dengan bebas. Ini termasuk dalam hal kritik terhadap pemimpin mereka. Namun, di saat yang sama, masyarakat juga perlu mempertimbangkan kemungkinan ada tindakan politik di balik ekspresi yang dilakukan oleh tokoh-tokoh terkenal.

 

Tangisan Goenawan Mohamad adalah isu kompleks dalam politik Indonesia. Apakah itu merupakan ekspresi tulus dari kekecewaan atau hanya tindakan politik, hanya waktu yang akan memberikan jawaban pasti. Hal yang pasti, isu ini memicu perdebatan dan diskusi yang penting tentang politik, ekspresi, dan objektivitas dalam masyarakat yang demokratis.