• Oase

Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah

Pamudji Slamet | Selasa, 24/10/2023 07:15 WIB
Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah Ilustrasi berdoa atau berharap. (FOTO: ADVENTISTHEALTHCARE)

JAKARTA - Tak ada seorang pun di dunia ini yang terlepas dari kesalahan. Tak ada seorang pun di dunia ini yang tidak pernah melakukan sebuah dosa. Lantaran kita adalah manusia. Makhluk lemah yang selalu saja berbuat salah.

Allah ﷻ berfirman:
وَخُلِقَ الْاِنْسَانُ ضَعِيْفًا
“Karena manusia diciptakan (bersifat) lemah” (QS. An-Nisa: 28)

Begitulah sejatinya sifat manusia. Kita adalah  makhluk yang lemah dan rentan untuk berbuat salah. Kerap kali kita lupa akan perintah Allah ﷻ, sehingga kita lalai dari melaksanakannya. Kerap kali kita lupa akan larangan Allah ﷻ, sehingga kita bebas melakukannya. Jiwa yang kita miliki tak mungkin sepenuhnya suci. Merupakan suatu hal yang pasti bahwa hati yang kita miliki sudah ternodai dengan maksiat dan dosa.

Rasulullah  ﷺ bersabda:
كل بني آدم خطاء
"Setiap anak Adam pasti berbuat salah”

Mungkin terkadang terbesit di benak kita sebuah pertanyaan “untuk apa?”. Dosa kita sudah begitu banyak sehingga untuk apa kita meminta ampun? Apakah Allah ﷻ akan menoleh kepada jiwa yang bergelimang dosa ini? Apakah pantas bagi tangan kita yang berlumur dosa, untuk  mengangkat tangan seraya berdoa meminta rahmat Allah ﷻ? Apakah rahmat Allah ﷻ pantas untuk diberikan kepada ruh yang kotor ini?

Jika pikiran-pikiran seperti itu terlintas di benak kita, maka ketahuilah ternyata setelah Rasulullah ﷺ mengatakan bahwa setiap anak Adam pasti berbuat salah, beliau tak berhenti di situ saja. Melainkan Rasulullah ﷺ kemudian melanjutkan:
وخير الخطائين التوابون
“Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang bertaubat” (HR. Tirmidzi)

Ingatlah bahwa kita adalah hamba-hamba Allah ﷻ. Dia adalah Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dalam suatu hadits Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa kasih sayang Allah ﷻ kepada hamba-hamba-Nya bahkan lebih besar daripada kasih sayang ibu kepada anaknya sendiri. Maka pikirkanlah, apakah mungkin bagi seorang ibu untuk membenci anaknya yang berbuat salah? Apakah mungkin cinta seorang ibu terhadap anaknya hilang begitu saja lantaran anaknya berbuat salah? Tentu saja jawabannya tidak.

Cinta seorang ibu terhadap anaknya merupakan bentuk kasih sayang yang tak terbanding. Jikalau satu dunia pun membenci satu orang, pasti ibu dari orang tersebut akan tetap mencintainya. Maka pikirkanlah, Allah ﷻ yang mencintai kita lebih daripada ibu kita sendiri, apakah akan meninggalkan kita begitu saja disebabkan oleh dosa-dosa yang kita perbuat?

Allah ﷻ berfirman
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىۗ
“Tuhanmu tidak meninggalkan engkau dan tidak (pula) membencimu” (QS. Ad-dhuha: 3)

Ingatlah ketika Allah ﷻ menyeru kepada orang-orang yang telah melampaui batas. Orang-orang yang telah melakukan dosa besar yang telah melampaui batasan-batasan yang Allah ﷻ tetapkan. Di mata manusia mereka adalah pendosa besar yang telah keterlaluan terhadap syariat agama. Akan tetapi, perhatikanlah sebutan yang Allah ﷻ gunakan untuk memanggil mereka.

Allah ﷻ berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Allah ﷻ tidak memanggil mereka yang melampaui batas, dengan panggilan yang buruk. Alalh tidak menghardik mereka, Allah ﷻ tidak menghina mereka ataupun mencaci mereka. Akan tetapi Allah ﷻ memanggil mereka dengan sebutan “hamba-hamba-Ku”. Lihatlah, bagaimana Allah ﷻ tetap menganggap mereka sebagai hamba-hamba-Nya. Walaupun mereka adalah pendosa yang melampaui batas, pemilik jiwa dan hati yang kotor dengan maksiat, akan tetapi Allah ﷻ tak memedulikan itu semua. Bagi Allah ﷻ, selama mereka masih memiliki sedikit pun iman di dalam hati mereka, mereka adalah hamba-hamba-Nya yang berhak untuk mendapatkan rahmat-Nya.

Ingatlah, bahwa besarnya dosa yang kita pikul tidak akan pernah bisa melebihi besarnya ampunan dan rahmat Allah ﷻ. Pernyataan ini tidak dinyatakan oleh penulis, bukan dinyatakan oleh seorang ustadz, bukan dinyatakan oleh seorang ulama, bahkan pernyataan ini bukanlah pernyataan para sahabat. Melainkan Allah ﷻ sendiri yang telah menegaskan pernyataan tersebut. Allah ﷻ berfirman dalam sebuah hadits qudsi:

يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِيْ وَرَجَوْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فيك وَلا أُبَالِيْ، يَا ابْنَ آَدَمَ لَو بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِيْ غَفَرْتُ لَكَ و لا أبالي، يَا ابْنَ آَدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لقِيْتَنِيْ لاَتُشْرِكُ بِيْ شَيْئَاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغفِرَةً

"Wahai Bani Adam, sesungguhnya jika engkau senantiasa berdoa dan berharap kepada–Ku niscaya Aku akan mengampunimu semua dosa yang ada padamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam kalau seandainya dosamu setinggi langit, kemudian engkau memohon ampun kepada– Ku, niscaya aku akan memberikan ampunan kepadamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam seandainya engkau menghadap kepada–Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau berjumpa dengan–Ku dalam keadaan tidak menyekutukanKu dengan sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi)

Maka janganlah putus asa. Janganlah menyerah. Allah ﷻ ada bersama anda. Dia mendengar doa yang anda panjatkan. Dia melihat tetesan air mata yang mengalir di pipi anda. Dia mengetahui isi dari hati anda. Maka janganlah putus asa. Segeralah memohon ampunan kepada-Nya. Senantiasalah beribadah kepada-Nya dan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ingatlah bahwa seberapa besar pun dosa yang kita pikul, maka rahmat Allah ﷻ jauh lebih besar. Baarakallahu fiikum. (Kontributor: Laksana Ibrahim - Alumni Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran, Kabupaten Semarang)

 

FOLLOW US