• News

Rencana Besar ASEAN Perangi Sampah Laut Terganjal Biaya

Pamudji Slamet | Selasa, 17/10/2023 14:19 WIB

JAKARTA - Organisasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) telah memiliki rencana besar untuk memerangi sampah laut. Hanya saja, rencana tersebut masih terganjal pembiayaan dalam pelaksanaannya.

"Negara-negara anggota ASEAN dalam menangani sampah masih menghadapi kendala, seperti kapasitas pembiayaan dan infrastruktur. Namun, saya yakin kita semua sedang bekerja keras untuk mencari solusi permasalahan sampah ini," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ad-interim Erick Thohir.

Erick menyampaikan hal itu melaluoli
video sambutan dalam acara "ASEAN Conference on Combatting Plastic Pollution" (ACCPP) di Jakarta, Selasa, (17/10/2023)

Erick mengatakan, ASEAN telah memiliki rencana aksi regional untuk memerangi sampah laut dan kerangka ekonomi sirkular bagi komunitas ekonomi di Asia Tenggara.

Kedua inisiatif ini akan menjadi kekuatan bagi negara-negara ASEAN untuk bekerja sama dalam menangani polusi sampah plastik.

Erick menyampaikan volume sampah, baik di darat dan di lautan mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir.

Oleh karenanya, negara-negara di Asia Tenggara perlu berkolaborasi dalam menangani permasalahan sampah, termasuk sampah plastik di lautan. Sebab, masih banyak kendala di lapangan.

Erick juga menyinggung target Indonesia menurunkan 70 persen sampah plastik di laut pada 2025. Menurut dia, target ambisius ini bisa dicapai dengan kerja keras dan kolaborasi dengan berbagai pihak.

"Kami menyadari bahwa masih banyak kerja keras yang harus dilakukan untuk mencapai target ambisius kami dalam dua tahun ke depan. Untuk itu, penguatan kerja sama berbagai pihak dan negara partner menjadi sangat penting," ujar Erick.

Pada bagian lain, dia juga menyatakan, bahwa ajang ACCPP  merupajab momentum untuk saling berbagi pandangan, pembelajaran dalam menangani isu-isu sampah plastik di laut.

"Ini merupakan momentum yang baik bagi kita untuk berbagi pandangan dan mengembangkan kesamaan di antara negara-negara ASEAN serta mengakui kompleksitas permasalahan dalam mengatasi polusi plastik di laut," kata Erick.

FOLLOW US