• Wisata

Peristiwa Langka: Amazon Kekeringan, Air Sungai Panas dan Mematikan Ikan

Yati Maulana | Senin, 02/10/2023 07:05 WIB
Peristiwa Langka: Amazon Kekeringan, Air Sungai Panas dan Mematikan Ikan Ikan mati terlihat di danau Piranha, yang terkena dampak kekeringan Sungai Solimoes, di Manacapuru, negara bagian Amazonas, Brasil, 27 September 2023. Foto: Reuters

BRASILIA - Pemerintah Brasil sedang mempersiapkan satuan tugas untuk memberikan bantuan darurat kepada penduduk di wilayah Amazon yang dilanda kekeringan parah yang berdampak pada sungai-sungai yang menjadi penopang kehidupan mereka, kata Menteri Lingkungan Hidup Marina Silva.

Ketinggian sungai yang rendah dan air yang lebih panas telah membunuh banyak ikan yang terlihat mengambang di permukaan sungai, sehingga mencemari air minum, katanya.

"Kita menghadapi situasi yang sangat mengkhawatirkan. Kekeringan yang luar biasa ini telah mengganggu jalur transportasi sungai sehingga mengancam kekurangan pangan dan air, dan kematian ikan dalam jumlah besar sudah mulai terjadi," katanya kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Sekitar 111.000 orang terkena dampaknya di wilayah yang sebagian besar sumber protein penduduknya berasal dari penangkapan ikan, yang akan dihentikan untuk beberapa waktu, tambahnya.

Badan pertahanan sipil memperingatkan bahwa kekeringan pada akhirnya dapat berdampak pada 500.000 orang di Amazon.

Situs web Pelabuhan Manaus mengatakan ketinggian air di Rio Negro turun rata-rata 30 sentimeter (11,8 inci) sehari sejak pertengahan September dan mencapai 16,4 meter (54 kaki) pada hari Rabu, sekitar enam meter di bawah permukaan air pada hari yang sama. tahun lalu.

Gugus tugas federal akan diterbangkan oleh Angkatan Udara ke negara bagian Amazonas dan Acre dengan membawa air, makanan, obat-obatan dan sumber daya lainnya, kata Silva.

Pemerintah juga mengalokasikan 140 juta reais ($27,76 juta) untuk pengerukan sungai dan pelabuhan di wilayah tersebut agar transportasi tetap lancar ketika permukaan air turun, tambahnya.

Kekeringan di Amazon, seperti banjir di Brasil bagian selatan, diakibatkan oleh fenomena El Niño yang menghangatkan permukaan air di Samudra Pasifik. Tahun ini dampaknya lebih besar dari biasanya, kata pakar cuaca.

Silva mengatakan, hal ini merupakan efek dari El Niño berkala yang bercampur dengan perubahan pola cuaca akibat pemanasan global.

“Kita melihat adanya benturan dua fenomena, satu fenomena alami El Niño dan satu lagi fenomena yang disebabkan oleh manusia, yaitu perubahan suhu bumi,” ujarnya.

Diperburuk oleh perubahan iklim, kombinasi ini telah menyebabkan kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amazon dan “jauh lebih kuat dan bisa terjadi lebih sering,” tambahnya.

FOLLOW US